FA - Program Studi FarmasiKoleksi Skripsi Farmasihttp://hdl.handle.net/123456789/372024-03-28T16:08:10Z2024-03-28T16:08:10ZOptimasi Pembuatan Carik Deteksi Methanil Yellow Dengan Matriks Membran Selulosa AsetatSendra, Billy Danibrodushttp://hdl.handle.net/123456789/303992022-08-01T01:56:28Z2019-01-01T00:00:00ZOptimasi Pembuatan Carik Deteksi Methanil Yellow Dengan Matriks Membran Selulosa Asetat
Sendra, Billy Danibrodus
2019-01-01T00:00:00ZPenentuan Kadar Flavonoid Total pada Herba Kelingkit Taiwan (Malpighia coccigera L.)http://hdl.handle.net/123456789/139602018-02-13T01:17:03ZPenentuan Kadar Flavonoid Total pada Herba Kelingkit Taiwan (Malpighia coccigera L.)
Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan kadar flavonoid total pada herba kelingkit taiwan (Malpighia coccigera L.). Tanaman ini memiliki kandungan senyawa flavonoid yang belum diketahui kadarnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur kadar flavonoid total dalam herba kelingkit taiwan. Pada penelitian ini, herba kelingkit taiwan diekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary vacum evaporator dan dilakukan pemantauan kandungan flavonoid dengan menggunakan KLT silika gel 60 GF254 dan eluen kloroform:etil asetat (9:1). Pengukuran kadar flavonoid total dari ekstrak herba kelingkit taiwan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 372 nm. Dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah kadar flavonoid total pada herba kelingkit taiwan sebesar 0,74 % (b/b).
Uji Sitotoksik Ekstrak Biji Salak (Salacca Zalacca (Gaert) Voss) Dengan Menggunakan Mwtode Brine Shrimp Leathality Test (BSLT)Purwanto, Natonhttp://hdl.handle.net/123456789/124692017-11-07T08:29:50Z2015-01-01T00:00:00ZUji Sitotoksik Ekstrak Biji Salak (Salacca Zalacca (Gaert) Voss) Dengan Menggunakan Mwtode Brine Shrimp Leathality Test (BSLT)
Purwanto, Naton
dan sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel tumor
malignan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas
sitotoksik yang dimilki oleh biji dari tanaman salak (Salacca zalacca (Gaert.)
Voss), juga menentukan golongan senyawa yang menimbulkan aktifitas sitotoksik.
Adapun ekstrak biji salak diperoleh dengan menggunakan metode refluks secara
bertingkat, dengan tiga pelarut berbeda, yaitu n-heksana, etil asetat, dan etanol
70%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada pengujian sitotoksik dengan
metode brine shrimp lethality test (BSLT) untuk ekstrak n-heksana adalah 125,
150, 175, 225, 250 ppm dan etil asetat adalah 150, 175, 200, 225, 250 ppm,
sedangkan untuk ekstrak etanol 70% yaitu 25, 50, 75, 100, 125 ppm. Nilai Lethal
Concentration (LC50)yang diperoleh dari masing-masing ekstrak yaitu 148,479
ppm untuk ekstrak n-heksana, 212,864 ppm untuk ekstrak etil asetat dan 80,728
ppm untuk ekstrak etanol 70%. Berdasarkan hasil analisis kualitatif kromatografi
lapis tipis terhadap ekstrak etanol yang memiliki aktifitas sitotoksik terkuat, yang
diduga memiliki aktifitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina senyawa
golongan tanin, monoterpen/seskuiterpen, polifenolat dan alkaloid yang diduga
memiliki aktifitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina adalah golongan tanin,
monoterpen/seskuiterpen, polifenolat dan alkaloid.
2015-01-01T00:00:00ZUji Aktivitas Antioksidan Pada Masker Wajah Yang Mengandung Ekstrak Buah Sirsak (Annona Muricata L.) Dengan Metode 1,1-Difenil-2-PikrilhidrazilInsyirani, Irnihttp://hdl.handle.net/123456789/124512017-11-07T03:12:18Z2011-01-01T00:00:00ZUji Aktivitas Antioksidan Pada Masker Wajah Yang Mengandung Ekstrak Buah Sirsak (Annona Muricata L.) Dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil
Insyirani, Irni
Berbagai kerusakan dan ketidak stabilan lingkungan sekitar akibat proses
modernisasi yang terjadi dimana-mana dapat memberikan dampak buruk bagi
kesehatan manusia. Radikal bebas dianggap sebagai penyebab terjadinya
kerusakan fungsi sel-sel tubuh. Radikal bebas terdapat di lingkungan sekitar kita
yang berasal dari udara yang terpolusi asap kendaraan bermotor, asap rokok.
Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat antioksidan.
Dewasa ini dunia farmasi dan dunia kosmetika semakin berkembang,
perkembangannya ditandai dengan maraknya penggunaan kosmetika yang berasal
dari bahan alam yang diduga kaya akan antioksidan yang dapat menjaga
kesehatan kulit. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dari
ekstrak buah sirsak (Annona muricata L.) kemudian ekstrak sirsak diformulasikan
dalam sediaan masker wajah dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,2%; 0,4% dan
0.5% untuk diuji kembali aktivitas antioksidannya dan dilihat sejauh mana
perbedaan aktivitas antioksidan pada ekstrak buah sirsak sebelum dibuat sediaan
dibandingkan dengan setelah dibuat sediaan. Penentuan aktivitas antioksidan
dilakukan dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) berdasarkan nilai
penghambatan DPPH (EC 50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
sediaan masker dengan konsentrasi ekstrak tertinggi (0,5%) mempunyai aktivitas
antioksidan yang paling tinggi. Terdapat penurunan aktivitas antioksidan dari
ekstrak buah sirsak (Annona muricata L.) setelah dibuat sediaan tetapi tidak
terlalu signifikan. Kinds of damage and instability of the surrounding environment due to
modernization processes that occur everywhere can give adverse effects to human
health. Free radicals are considered as the cause of the damage function of the
body’s cells. Free radicals are found in the environment around us that comes
from the polluted air of motor vehicle fumes, smoke cigarettes. Free radicals can
damage cells when the body lacks antioxidants. Today the world of
pharmaceuticals and cosmetics world is growing, its development is marked by
widespread use of cosmetics from natural ingredients rich in antioxidants are
believed to maintain healthy skin. In this study tested the antioxidant activity of
fruit extracts of soursop (Annona muricata L.) and soursop extract preparations
formulated in face masks with different concentrations of 0,2%; 0,4% and 0,5%
for the tested antioxidant activity and be seen the extent to which differences in
antioxidant activity in extracts made preparations soursop fruit before than after
made preparations. Determination of antioxidant activity was conducted using
1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) based on the inhibition of DPPH (EC 50%).
The results showed that the preparations mask with the highest concentration of
extract (0,5%) had the highest antioxidant activity. There is a decrease in
antioxidant activity of fruit extracts of soursop (Annona muricata L.) after
preparations are made but not very significant.
2011-01-01T00:00:00Z