Sp - Program Studi Farmasi
http://hdl.handle.net/123456789/162
Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Program Studi Farmasi2024-03-28T22:37:28ZKajian Pemanfaatan Cleanser untuk Perawatan Jerawat (Acne Vulgaris)
http://hdl.handle.net/123456789/28800
Kajian Pemanfaatan Cleanser untuk Perawatan Jerawat (Acne Vulgaris)
Abstract. Acne is one of the most common problems that occur on the skin, especially facial skin, where in addition to medical treatment, it is also important to treat acne using Cleanser. This study aims to examine the appropriate cleanser formulation and examine the information about the frequency of use in the treatment of acne. This research is a study of journal literatures related to the cleanser formulations used and the frequency of use based on clinical evidence. From the literature search, we obtained some examples of cleanser formulations, as well as ingredients that can increase the effectiveness of preparations for treating acne. From a few journal, it can be concludes that the preparation will be more effective when it contains ingredients that act as acne-fighting or previously used as topical treatments, such as triclosan, salicylic acid, or even a combination of both. Active ingredients from nature, most have the ability as an antibacterial, especially against Propionibacterium acnes. Then, for the literatures that related to the frequency of cleanser usage, shows that the use of twice a day is more effective in reducing acne vulgaris lesions than once, three times, or four times a day so that twice a day frequency is a good recommendation for overcoming acne. Keywords: Acne Vulgaris, Acne Treatment, Soap, Cleanser.Abstrak. Jerawat merupakan salah satu gangguan paling umum yang terjadi pada kulit terutama kulit wajah, dimana selain pengobatan penting juga melakukan perawatan terhadap jerawat tersebut dan salah satu rekomendasinya adalah penggunaan Cleanser. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji formulasi cleanser serta mengkaji informasi mengenai frekuensi pemakaian yang sesuai dalam penanganan jerawat. Dalam penelitian ini dilakukan studi literatur jurnal terkait formulasi-formulasi cleanser yang digunakan serta frekuensi pemakaian berdasarkan bukti klinis. Dari penelusuran pustaka tersebut didapatkan beberapa contoh formulasi cleanser, serta bahan-bahan yang dapat meningkatkan efektivitas sediaan terhadap penanganan jerawat. Dapat disimpulkan bahwa sediaan akan lebih efektif ketika mengandung bahan-bahan yang berperan sebagai acne-fighting atau yang sebelumnya digunakan sebagai pengobatan topikal, seperti triklosan, asam salisilat, atau bahkan kombinasi keduanya. Ataupun jika menggunakan bahan aktif dari alam kebanyakan memiliki kemampuan sebagai antibakteri, terutama dalam melawan bakteri Propionibacterium acnes. Kemudian, penelurusan pustaka terkait frekuensi pemakaian cleanser, menunjukkan bahwa pemakaian dua kali sehari lebih efektif dalam menurunkan lesi acne vulgaris dibandingkan satu kali, tiga kali, ataupun empat kali sehari sehingga pemakaian tersebut menjadi rekomendasi yang baik untuk mengatasi jerawat.Kata Kunci: Jerawat, Perawatan Jerawat, Sabun, Cleanser.
Kajian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) terhadap Beberapa Bakteri Patogen
http://hdl.handle.net/123456789/28798
Kajian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) terhadap Beberapa Bakteri Patogen
Abstract. Infection is a health problem that often affects humans. Infectious diseases caused by bacteria are usually treated with antibiotics. However, the problem of bacterial resistance to some commonly used antibiotics has arisen. To solve this problem, an alternative is needed by utilizing antibacterial compounds from plants, namely Ambon banana, especially peel part. Ambon banana peel contains secondary metabolite compounds that have antibacterial mechanisms. This research was conducted using a comparative research method by tracing research articles related to the topic. The data search was carried out by collecting data from various research journals. From the research results, data obtained phytochemical screening and antibacterial activity of ethanol extract of Ambon banana peel. Ethanol extract of Ambon banana peel contains alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins and has bacteriostatic antibacterial activity against Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacilus subtilis, and Pseudomonas aeruginosa which are proven by the presence of clear zones which have moderate inhibitory power against gram-positive and strong inhibitory power against gram-negative.Keywords: Infection, Antibacterial, Ambon banana peelABstrak. Infeksi merupakan masalah kesehatan yang sering diderita manusia. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri biasanya diatasi dengan antibiotik. Namun pada saat ini, timbul masalah resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotik yang umum digunakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan alternatif dengan memanfaatkan senyawa antibakteri dari tanaman yaitu pisang ambon, khususnya bagian kulit. Kulit buah pisang ambon mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yang memiliki mekanisme antibakteri. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian komparatif melalui penelusuran artikel penelitian yang terkait dengan topik pembahasan. Pencarian data dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai jurnal penelitian secara online. Dari hasil penelitian, didapat data hasil skrining fitokimia dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah pisang ambon. Ekstrak etanol kulit buah pisang ambon mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tannin serta memiliki aktivitas antibakteri bakteriostatik terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacilus subtilis, dan Pseudomonas aeruginosa yang dibuktikan adanya zona bening yang memiliki kekuatan hambat sedang terhadap bakteri gram positif dan kuat terhadap bakteri gram negatif.Kata kunci: Infeksi, antibakteri, kulit buah pisang ambon
Pengembangan Sediaan Gel Mengandung Gel Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) dan Kitosan dengan Uji Aktivitas Penyembuh Luka Bakar pada Mencit Swiss Webster Jantan (Mus musculus L.)
http://hdl.handle.net/123456789/28797
Pengembangan Sediaan Gel Mengandung Gel Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) dan Kitosan dengan Uji Aktivitas Penyembuh Luka Bakar pada Mencit Swiss Webster Jantan (Mus musculus L.)
Abstract. A burn is damage to the skin layer caused by a hot object. Aloe vera gel and chitosan gel are known to be potentially used as a burn wound healing. This study aims to develop aloe vera gel formula on the basis of chitosan gel which has characteristics and good physical stability and to know the burn wound healing activity of the gel preparations at various concentrations of aloe vera gel. The research was begun with chitosan gel base optimization at concentrations of 2, 3, and 4%. Furthermore, gel preparations were made at optimum chitosan gel concentration and aloe vera gel added at various concentrations of 10%, 20%, and 30%. The gel preparations were subjected to a physical evaluation and activity test for the healing of burns on Swiss Webster male mice. The test was carried out for 21 days and observed the test parameters including the time of formation and removal of the scab and the diameter of the burn. The results showed that gel preparations with 4% chitosan concentration in the three concentrations of aloe vera gel had good physical properties based on organoleptic testing, homogeneity, viscosity, flow properties, pH, dispersibility and stability. Gel preparations with aloe vera gel concentrations of 20% and 30% had significant burn healing activity with control preparations (p <0.05). Gel preparations with aloe vera gel concentration of 30% have a better burn healing activity compared to the comparative preparations (p <0.05).Keyword: Gel, burn, aloe vera, chitosan, mice. Abstrak. Luka bakar adalah suatu kerusakan lapisan kulit yang disebabkan oleh benda panas. Gel lidah buaya dan gel kitosan diketahui berpotensi digunakan sebagai penyembuh luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula gel lidah buaya dalam basis gel kitosan yang memiliki karakteristik dan stabilitas fisik yang baik serta mengetahui aktivitas penyembuh luka bakar dari sediaan gel tersebut pada berbagai konsentrasi gel lidah buaya. Penelitian diawali dengan optimasi basis gel kitosan pada konsentrasi 2, 3, dan 4%. Selanjutnya sediaan gel dibuat pada konsentrasi gel kitosan optimum dan ditambahkan gel lidah buaya pada berbagai konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Terhadap sediaan gel dilakukan evaluasi fisik dan uji aktivitas penyembuh luka bakar terhadap mencit jantan galur Swiss Webster. Pengujian dilakukan selama 21 hari dan diamati parameter uji meliputi waktu terbentuk dan terlepasnya keropeng serta diameter luka bakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel dengan konsentrasi kitosan 4% pada ketiga konsentrasi gel lidah buaya memiliki sifat fisik yang baik berdasarkan pengujian organoleptis, homogenitas, viskositas, sifat alir, pH, daya sebar dan stabilitas. Sediaan gel dengan konsentrasi gel lidah buaya 20% dan 30% memiliki aktivitas penyembuh luka bakar yang berbeda bermakna dengan sediaan kontrol (p<0,05). Sediaan gel dengan konsentrasi gel lidah buaya 30% memiliki aktivitas penyembuh luka bakar yang lebih baik dibandingkan dengan sediaan pembanding (p<0,05).Kata kunci : Gel, luka bakar, lidah buaya, kitosan, mencit.
Formulasi SCOBY (Symbiotic Culture ef Bacteria and Yeast) dari Raw Kombucha Berdasarkan Perbandingan Media Pertumbuhan Larutan Gula dan Larutan Teh Gula
http://hdl.handle.net/123456789/28795
Formulasi SCOBY (Symbiotic Culture ef Bacteria and Yeast) dari Raw Kombucha Berdasarkan Perbandingan Media Pertumbuhan Larutan Gula dan Larutan Teh Gula
Abstract. Kombucha is a black tea that has been dissolved by sugar and fermented by using yeast and bacteria mixture and produce slabs on the surface known as SCOBY (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast). The shape of SCOBY kombucha is like white sheet gelatin with a thickness of 0,3-1,2 cm covered by clay membrane, gel texture shapes the SCOBY colony to adjust the breeding ground, growing in a medium that contain glucose like a sugar tea. The microbes in SCOBY work by converting the sugar tea solution into variety of vitamins, acids, complex molecules, and micronutrients. In this study, the researcher conducted a SCOBY formulation of raw kombucha and the use of two different growth media which are sugar solution and sugar tea solution.The sugar concentration used in this research are 25, 35, 45, 55, and 65%. After 14-day fermentation, the result is the formula that can produce SCOBY with good quality is the formula that uses the growth media in the form of sugar tea solution with 25% sugar concentration by using parameters in the form of color, shape, and SCOBY thickness. Keywords: Kombucha, SCOBY, Growth Media of SCOBY. Abstrak. Kombucha merupakan teh hitam yang telah dilarutkan dengan gula dan difermentasi menggunakan campuran ragi dan bakteri, kemudian menghasilkan hasil samping berupa lempengan di permukaan yang dikenal sebagai SCOBY (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast). SCOBY kombucha berbentuk menyerupai lembaran gelatin (gel) yang berwarna putih dengan ketebalan 0,3-1,2 cm dan terbungkus selaput liat, teksturnya yang seperti gel membuat bentuk koloni SCOBY mengikuti bentuk wadah (tempat pembiakan), tumbuh pada lingkungan yang mengandung glukosa, misalnya teh gula, koloni ini akan membentuk susunan yang berlapis-lapis yang semakin lama semakin tebal. Mikroba dalam SCOBY bekerja dengan mengkonversi larutan teh gula ke berbagai macam vitamin, asam, molekul kompleks dan mikro nutrisi. Pada penelitian ini dilakukan formulasi SCOBY dengan bahan dasar raw kombucha dengan penggunaan dua media pertumbuhan yang berbeda yaitu larutan gula dan larutan teh gula. Konsentrasi gula yang digunakan adalah 25, 35, 45, 55, dan 65%. Setelah dilakukan fermentasi selama 14 hari didapatkan hasil bahwa formula yang dapat menghasilkan SCOBY dengan kualitas yang baik adalah pada formula yang menggunakan media pertumbuhan berupa larutan teh gula dengan konsentrasi gula 25% dengan parameter berupa warna, bentuk, dan ukuran ketebalan SCOBY.Kata kunci: Kombucha, SCOBY, Media Pertumbuhan SCOBY