Abstract:
Indeks Masssa Tubuh atau IMT adalah menunjukkan perkiraan kadar lemak
yang ada dalam tubuh dan ditentukan berdasarkan skor penilaian yang sudah
ditetapkan, dengan mengukur perbandingan dari berat badan dalam kilogram
dengan tinggi badan dalam meter dikuadratkan (m2). Dan IMT sendiri sangat
dipengaruhi dari berbagai aspek baik dari merokok atau tidak, jumlah rokok
perhari yang dikonsumsi dan sarapan gorengan dan ini semua ini memiliki
probabilitas paling besar terhadap BMI.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan metode
potong lintang. Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Islam
Bandung yang telah memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan
kuesioner penelitian yang tediri dari pertanyaan-pertanyaan. Uji analisis yang
digunakan adalah Uji T.
Berdasarkan hasil yang peneliti dapat dilapangan, diperoleh bahwa rerata
indeks massa tubuh pada perokok adalah sebesar 22,91733 yang memiliki standar
deviasi sebesar 2,317261 sedangkan rerata indeks massa tubuh pada subjek bukan
perokok adalah sebesar 25,37767 dengan standar deviasi sebesar 2,919675.
Maka dari hasil tersebut nilai P sebesar 0,000761 varians yang sama dan
0,00138 untuk varians yang berbeda maka dari itu hasilnya bermakna antara
perokok dan penurunan berat badan.
Dari Hasil Penelitian disimpulkan bahwa indeks massa tubuh perokok lebih
kecil dari indeks massa tubuh bukan perokok.