Description:
Salah satu tren yang sedang marak saat ini adalah kosmetik. Banyaknya jenis dan merek baru membuat masyarakat menjadi tertarik untuk mencoba. Begitupun dengan Mahasiswi Fakultas Syari’ah UNISBA. Sebagian dari mereka membeli kometik karena kebutuhan dan sebagian yang lain membeli kosmetik karena keinginan. Sehingga dapat terlihat bahwa sebagian dari mereka membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang tidak benar-benar mereka butuhkan dan cenderung berprilaku konsumtif. Padahal dalam Teori Konsumsi Islam diajarkan pola konsumsi yang moderat dan tidak berlebihan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pembelian kosmetik menurut Teori Konsumsi Islam, bagaimana perilaku Mahasiswi Fakultas Syari’ah dalam pembelian kosmetik, dan bagaimana perilaku Mahasiswi Fakultas Syariah dalam pembelian kosmetik ditinjau dari Teori Konsumsi Islam.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan dan sifat penelitian desktiptif analitis. Objek penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Syariah UNISBA sebanyak 86 Mahasiswi. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data kuesioner dan wawancara.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelian kosmetik menurut Teori Konsumsi Islam yaitu pembelian kosmetik dengan memperhatikan jumlah konsumsi agar tidak berlebihan, tidak boros, sehingga terhindar dari perilaku tabzir, barang yang di konsumsi bukan merupakan barang haram, dalam berkonsumsi diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah, serta mempertimbangkan aspek-aspek dalam Teori Konsumsi Islam yakni kebutuhan dalam Islam, maslahah, final spending dan konsumsi untuk akhirat, serta konsumerisme dan tawazun. Perilaku Mahasiswi Fakultas Syari’ah dalam pembelian kosmetik yaitu meskipun dana yang dikeluarkan untuk membeli kosmetik tidak melebihi uang saku yang diterima setiap bulannya, namun sebagian besar mahasiswi mengeluarkan dana tersebut untuk membeli kosmetik berdasarkan keinginan, bukan berdasarkan kebutuhan. Selain itu, mereka masih melakukan pembelian kosmetik baru pada saat kosmetik lama mereka belum habis dimana hal tersebut menunjukan perilaku tabzir. Perilaku Mahasiswi fakultas Syari’ah tidak sesuai dengan Teori Konsumsi Islam, karena tidak semua aspek terpenuhi yaitu kebutuhan dalam Islam, maslahah, dan sikap konsumerisme.