Description:
Dakwah adalah amanah dari Allah. Karenanya, dakwah termasuk aktifitas yang wajib dilakukan seseorang muslim. Menyadari kewajiban ini, dakwah dalam pentas sejarah telah terbukti dilakukan oleh perseorangan (maupun kelompok) sejak dulu sampai saat ini. Namun, sesuai dengan zaman yang kian berkembang, dakwah dituntut menyentuh masyarakat yang lebih luas, karena itu dakwah perlu juga memakai cara-cara yang lebih efektif dan efesien. Komunitas “Sinar Bento” merupakan suatu lembaga pendidikan Islam non formal yang berusaha mengajak para remaja dan orang tua dari berbagai profesi, seperti mahasiswa, tukang ojek, preman yang berada di lingkungan Dago Elos Bandung untuk lebih meningkatkan pengetahuan agama pada masyarakat agar lebih bertakwa kepada Allah SWT. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Metode kualitatif menurut Blogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang lain dan perilaku yang diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-angka tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencangkup catatan laporan dan foto-foto. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memaparkan dan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut, Berdasarkan hasil wawancara, strategi komunitas sinar bento dalam membina keberagamaan anggotanya ialah dengan membagi kepengurusannya kepada tiga bidang, yaitu Pendidikan, Bidang Kesenian, Bidang Sosial dan Kemasyarakatan. Pelaksanaan dalam bidang pendidikan meliputi, program tahsin dan tahfdz alquran, program dzikir bersama dan kajian keislaman, pada bidang kesenian meliputi, program kesenian musik religi, pada bidang social kemasyarakatan, program penyaluran sedekan besama, tebar ta’jil Ramadhan, dan penyaluran bantuan donasi kepada korban bencana alam.Faktor Penghambat dalam komunitas Sinar adalah Mengumpulkan seluruh anggota untuk kegiatan dirasa sulit, karena banyak yang terhambat oleh pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Sehingga ketika aktifitas pembinaan silih berganti orang-orangnya sedangkan Faktor pendukung, adanya grup WA (watshapp) dan seluruh anggota yang tidak bisa hadir dalam pembinaan bisa melihat hasilnya di grup WA tersebut