Abstract. Sharia insurance has a good development in the field, in its development is inseparable from the problems experienced by the company one of them is a default associated with customer claims. The settlement is contrary to the Civil Code Article 1239. This research is related to the settlement of wanprestasi in terms of muamalah and civil law, case study at PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung. The purpose of this study to determine the settlement of wanprestasi according to fiqh muamalah and civil law, the settlement of wanprestasi in PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung, and fiqh muamalah review and civil law against the settlement of wanprestasi at PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung The research method used is with the normative juridical approach. With data analysis techniques conducted by descriptive qualitative as well as data collection techniques through interviews, observation, and documentation. The result of this research is: dispute settlement according to fiqh muamalah that is through musyawarah and settle compensation, settlement of dispute according to civil law that is through non litigation path and determination of compensation pursuant to the Civil Code Article 1239, dispute settlement conducted by PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung is through deliberation, but in completion does not meet the criteria in fiqh muamalah and the determination of compensation according to the Civil Code Article 1239 is not in accordance with muamalah fiqalah because of the change of interest that is ribawi and gharar.Keywords: Fiqh Muamalah, Civil Law, Wanprestasi, Sharia Insurance Abstrak. Asuransi syariah memiliki perkembangan yang baik di bidangnya, dalam perkembangannya tak terlepas dari masalah yang di alami oleh perusahaan salah satunya adalah wanprestasi yang berkaitan dengan klaim nasabah. Penyelesaiannya bertentangan dengan KUHPerdata Pasal 1239. Penelitian ini terkait dengan penyelesaian wanprestasi ditinjau dari fikih muamalah dan hukum perdata, studi kasus di PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi menurut fikih muamalah dan hukum perdata, penyelesaian wanprestasi di PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung, dan tinjauan fikih muamalah dan hukum perdata terhadap penyelesaian wanprestasi di PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan yuridis normatif. Dengan teknik analisa data yang dilakukan secara deskriptif kualitatif serta teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah: penyelesaian sengketa menurut fikih muamalah yaitu melalui musyawarah dan menetapkan ganti rugi, penyelesaian sengketa menurut hukum perdata yaitu melalui jalur non litigasi dan penetapan ganti rugi sesuai dengan KUHPerdata Pasal 1239, penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung yaitu melalui musyawarah, namun dalam penyelesaiannya tidak memenuhi kriteria di dalam fikih muamalah dan penetapan ganti rugi menurut KUHPerdata Pasal 1239 tidak sesuai dengan fikih muamalah karena adanya penggantian bunga yang bersifat ribawi dan gharar.Kata Kunci: Fikih Muamalah, Hukum Perdata, Wanprestasi, Asuransi Syariah
Abstract. Sharia insurance has a good development in the field, in its development is inseparable from the problems experienced by the company one of them is a default associated with customer claims. The settlement is contrary to the Civil Code Article 1239. This research is related to the settlement of wanprestasi in terms of muamalah and civil law, case study at PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung. The purpose of this study to determine the settlement of wanprestasi according to fiqh muamalah and civil law, the settlement of wanprestasi in PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung, and fiqh muamalah review and civil law against the settlement of wanprestasi at PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung The research method used is with the normative juridical approach. With data analysis techniques conducted by descriptive qualitative as well as data collection techniques through interviews, observation, and documentation. The result of this research is: dispute settlement according to fiqh muamalah that is through musyawarah and settle compensation, settlement of dispute according to civil law that is through non litigation path and determination of compensation pursuant to the Civil Code Article 1239, dispute settlement conducted by PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung is through deliberation, but in completion does not meet the criteria in fiqh muamalah and the determination of compensation according to the Civil Code Article 1239 is not in accordance with muamalah fiqalah because of the change of interest that is ribawi and gharar.Keywords: Fiqh Muamalah, Civil Law, Wanprestasi, Sharia Insurance Abstrak. Asuransi syariah memiliki perkembangan yang baik di bidangnya, dalam perkembangannya tak terlepas dari masalah yang di alami oleh perusahaan salah satunya adalah wanprestasi yang berkaitan dengan klaim nasabah. Penyelesaiannya bertentangan dengan KUHPerdata Pasal 1239. Penelitian ini terkait dengan penyelesaian wanprestasi ditinjau dari fikih muamalah dan hukum perdata, studi kasus di PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi menurut fikih muamalah dan hukum perdata, penyelesaian wanprestasi di PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung, dan tinjauan fikih muamalah dan hukum perdata terhadap penyelesaian wanprestasi di PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan yuridis normatif. Dengan teknik analisa data yang dilakukan secara deskriptif kualitatif serta teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah: penyelesaian sengketa menurut fikih muamalah yaitu melalui musyawarah dan menetapkan ganti rugi, penyelesaian sengketa menurut hukum perdata yaitu melalui jalur non litigasi dan penetapan ganti rugi sesuai dengan KUHPerdata Pasal 1239, penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh PT. AJ Syariah Bumiputera Bandung yaitu melalui musyawarah, namun dalam penyelesaiannya tidak memenuhi kriteria di dalam fikih muamalah dan penetapan ganti rugi menurut KUHPerdata Pasal 1239 tidak sesuai dengan fikih muamalah karena adanya penggantian bunga yang bersifat ribawi dan gharar.Kata Kunci: Fikih Muamalah, Hukum Perdata, Wanprestasi, Asuransi Syariah