Abstract:
Latar belakang penelitian didasari bahwa keberadaan fasilitas internet melalui program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) secara maya telah dapat memasukkan masyarakat dalam jaringan informasi global. Masyarakat mempunyai fasilitas untuk mengakses dan memperoleh berbagai informasi, data, pengetahuan dan jejaring yang tak terbatas melalui komunikasi telepon dan internet. Akan tetapi ternyata implementasi program ini di lapangan berbeda-beda, ada yang berjalan.Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada pengelola PLIK yang tersebar di Kota/Kabupaten Di Jawa Barat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi dapat dikategorikan ke dalam tiga tipe yakni PLIK pasif, PLIK stagnan dan PLIK kreatif. Hambatan-hambatan yang terjadi meliputi masalah sumber daya manusia (SDM), alih fungsi perangkat, infrastruktur rusak dan masalah sepi pengguna. Ada 3 hal yang dilakukan pengelola PLIK dalam mengatasi hambatan yakni melakukan pelaporan ke pemerintah daerah kota/kabupaten, pelaporan kepada operator PLIK dan pelaporan ke dinas terkait.