| dc.contributor |
|
|
| dc.contributor |
|
|
| dc.creator |
Hijhardika, Rizki |
|
| dc.creator |
Suhardiman, Euis D |
|
| dc.date |
2016-02-18 |
|
| dc.date.accessioned |
2019-09-10T01:30:04Z |
|
| dc.date.available |
2019-09-10T01:30:04Z |
|
| dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum/article/view/2657 |
|
| dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/20574 |
|
| dc.description |
Kids are creatures of God Almighty who has the right to live, grow and develop optimally, either physical, mental or psychological. But in reality there is still a child grows and blossoms are still not optimal, both physically and mentally. From the data summarized from the Indonesian Child Protection Commission or called KPAI mentioned that there are number of child victims of pornography and online crime has reached 1022 children, with details of 28 percent are victims of pornography offline, 21 percent of pornography online, 20 percent of online prostitution, 15 percent CD object porn, and 11 percent of child victims of sexual abuse online. While as many as 24 percent of children have pornographic material. The problem is the freedom to access the Internet done by children leave negative influences that children tend to perform immoral acts associated with Law No. 44 of 2008 on Pornography and the Law No. 35 of 2014 on Protection of Children and prevention efforts should be done about freedom to access internet against rising immoral acts committed child. In this study the authors use research method is descriptive analysis by describing the laws applicable laws and associated with legal theories in practice implementation. And using normative juridical and sociological juridical research that uses secondary data sources with primary legal materials, namely the 1945 Constitution, the Criminal Code, the Law on Pornography and the Child Protection Act and secondary legal materials, namely books, documents, research results, the work of the law, online media, and newspapers. The results of this study can be concluded that Law No. 44 Year 2008 on Pornography, and No. 35 of 2014 on the Protection of Children do not have a deterrent effect was good and prevention efforts undertaken related parties in this case families, communities, schools and government in providing knowledge about healthy internet use and sex education to children has not done well. |
|
| dc.description |
Anak adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki hak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun psikologinya. Akan tetapi pada kenyataannya masih terdapat anak yang dalam tumbuh dan kembangnya masih belum optimal baik secara fisik maupun mentalnya. Dari data yang berhasil dirangkum dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau biasa disebut KPAI menyebutkan bahwa terdapat jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online telah mencapai 1022 anak, dengan rincian 28 persen merupakan korban pornografi offline, 21 persen pornografi online, 20 persen prostitusi online, 15 persen objek CD porno, dan 11 persen anak korban kekerasan seksual online. Sementara sebanyak 24 persen anak memiliki materi pornografi. Permasalahannya adalah kebebasan mengakses internet yang dilakukan oleh anak memberikan pengaruh negatif sehingga anak cenderung melakukan tindakan asusila yang dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2008 Tentang Pornografi dan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dan upaya pencegahan yang harus dilakukan terkait kebebasan mengkases internet terhadap meningkatnya tindakan asusila yang dilakukan anak. Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif analisis yaitu dengan menggambarkan peraturan perundang-undagan yang berlaku dan dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam praktek pelaksanaannya. Dan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis sosiologis yaitu penelitian yang menggunakan sumber data sekunder dengan bahan hukum primer yaitu UUD 1945, KUHP, UU Pornografi, dan UU Perlindungan Anak dan bahan hukum sekunder yaitu buku-buku, dokumen, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, media online, dan koran. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi dan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak belum memberikan efek pencegahan yang baik dan upaya pencegahan yang dilakukan pihak terkait yang dalam hal ini keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah dalam memberikan pengetahuan tentang penggunaan internet yang sehat serta pendidikan seks kepada anak belum terlaksana dengan baik. |
|
| dc.format |
application/pdf |
|
| dc.language |
ind |
|
| dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
| dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum/article/view/2657/pdf |
|
| dc.source |
Prosiding Ilmu Hukum; Vol 2, No 1, Prosiding Ilmu Hukum (Februari, 2016); 297-306 |
|
| dc.source |
Prosiding Ilmu Hukum; Vol 2, No 1, Prosiding Ilmu Hukum (Februari, 2016); 297-306 |
|
| dc.source |
2460-643X |
|
| dc.subject |
Proceedings of Law |
|
| dc.subject |
Pornography, child, immoral actions |
|
| dc.subject |
Ilmu Hukum |
|
| dc.subject |
Pornografi, anak, Tindakan Asusila |
|
| dc.title |
The Influence of the Internet on Immoral Acts Performed by Children Under Age Based on Law Number 44 of 2008 on Pornography and Law Number 35 of 2014 on Child Protection |
|
| dc.title |
Pengaruh Internet terhadap Tindakan Asusila yang Dilakukan oleh Anak dibawah Umur Dihubungkan dengan Undang-Undang No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak |
|
| dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
| dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
| dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
| dc.type |
Qualitative |
|
| dc.type |
Kualitatif |
|