Abstract. Soft motor skills are a very important skill for kindergarten children in helping school activities in elementary school. Children with preschool age are children who enter elementary school which should be able to be trained in writing, drawing, painting and line marching. (Hurlock, 1996). In As - Syiraj Kindergarten Bandung city there are students of kindergarten B whose their soft motor skills was hampered. It can see from coloring, copying letters and shapes. Therefore stimulation is needed in the development of children's skills, especially soft motor that can assist in its development in accordance with the stage of achievement of child development (Rahayu, 2017). One stimulus that can be given is playing slime. This study aims to determine the effect of playing slime on soft motor skills of TK B students in As - Syiraj Kindergarten. The research method used is quasi experiment as design before after one group design. The data were collected using an observation tool with a checklist listing of behaviors related to soft motor skills. The sampling technique used is purposive sampling. Based on the results of data processing and discussion shows that there is influence slime play against soft motor skills seen from changes in pre test and post test results is 32%.Keywords: Soft Motor Skills, Playing Slime, Children of B ClassAbstrak. Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan yang sangat penting untuk anak TK dalam membantu kegiatan sekolah di SD. Anak dengan usia prasekolah merupakan anak yang memasuki awal SD, harus sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris berbaris ( Hurlock, 1996 ). Di TK As – Syiraj Kota Bandung masih terdapat siswa TK B yang keterampilan motorik halusnya terhambat terlihat dari mewarnai, meniru huruf dan bentuk. Oleh karena itu stimulasi sangat diperlukan dalam pengembangan keterampilan anak khususnya motorik halus yang dapat membantu dalam perkembangannya sesuai dengan tahap pencapaian perkembangan anak ( Rahayu, 2017 ). Salah satu stimulusi yang dapat diberikan yaitu bermain slime. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain slime terhadap keterampilan motorik halus siswa TK B di TK As – Syiraj. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment adapun desainnya before after one group design. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur observasi dengan pencatatan checklist yang berisi daftar perilaku berkaitan dengan keterampilan motorik halus. Teknik sampling yang digunakannya adalah purposive sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh bermain slime terhadap keterampilan motorik halus terlihat dari perubahan hasil pre test dan post test sebesar 32 %.Kata Kunci: Keterampilan Motorik Halus, Bermain Slime, Siswa TK B
Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan yang sangat penting untuk anak TK dalam membantu kegiatan sekolah di SD. Anak dengan usia prasekolah merupakan anak yang memasuki awal SD, harus sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris berbaris ( Hurlock, 1996 ). Di TK As – Syiraj Kota Bandung masih terdapat siswa TK B yang keterampilan motorik halusnya terhambat terlihat dari mewarnai, meniru huruf dan bentuk. Oleh karena itu stimulasi sangat diperlukan dalam pengembangan keterampilan anak khususnya motorik halus yang dapat membantu dalam perkembangannya sesuai dengan tahap pencapaian perkembangan anak ( Rahayu, 2017 ). Salah satu stimulusi yang dapat diberikan yaitu bermain slime. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain slime terhadap keterampilan motorik halus siswa TK B di TK As – Syiraj. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment adapun desainnya before after one group design. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur observasi dengan pencatatan checklist yang berisi daftar perilaku berkaitan dengan keterampilan motorik halus. Teknik sampling yang digunakannya adalah purposive sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh bermain slime terhadap keterampilan motorik halus terlihat dari perubahan hasil pre test dan post test sebesar 32 %.