Description:
Pengusaha memiliki peran penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosioekonomi sebuah Negara, seperti menambah sumber APBN Negara, meningkatkan devisa, dan pembuka lahan kerja. Dibanding Negara-negara Asia, Indonesia baru mempunyai sekitar 1,65% pelaku wirausaha dari total penduduk 250 juta jiwa. Salah satu upaya meningkatkan pengusaha di Indonesia dilakukan oleh Disperindag Provinsi Jawa Barat, yaitu dengan membentuk program seratus ribu wirausaha Jawa Barat. Upaya lain dilakukan oleh lembaga non-formal, seperti Young Entrepreneur Academy Bandung, yang berupaya menciptakan pengusaha dengan mental yang kuat dengan dibekali keilmuan dunia entrepreneur agar dapat menciptakan pekerjaan lain bagi orang lain (Job Creator). Didirikan sejak tahun 2007, YEA telah berhasil membentuk 31 angkatan, banyak alumni yang tercatat telah menjadi entrepreneur, meski tidak seluruhnya. Dalam proses pendidikan di YEA, siswa harus berhasil memenuhi sejumlah tantangan melalui kegiatan-kegiatan yang ditetapkan, akan tetapi pada setiap angkatan tidak seluruh siswa berhasil memenuhi tuntutan program yang telah ditetapkan, ada yang bersedia mengulang program atau mundur begitu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan adversity quotient dengan social skills pada siswa YEA. Menggunakan konsep adversity quotient dari Stoltz (2005) dan social skills dari Riggio & Reichard (2008). Metode korelasional. Jumlah subjek 37. Pengambilan data menggunakan alat ukur baku Adversity Response Profile–Stolz dan Social Skills Inventory–Riggio. Pengolahan data menggunakan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan keeratan yang cukup antara adversity quotient dan social skills di siswa YEA Bandung, dengan nilai r=0.645.