Description:
Kenakalan di kalangan remaja semakin meluas dari tahun ke tahun yang dapat dilatarbelakangi oleh faktor internal dan faktor eksternal, diantaranya adalah konsep diri. Konsep diri merupakan hal penting dalam membentuk tingkah laku. Ketika remaja mendapatkan stigma negatif terhadap dirinya, maka remaja tersebut mengembangkan konsep diri negatif dengan memandang dan merasakan dirinya sebagai remaja nakal berdasarkan interaksinya dengan orang lain dan berperilaku sesuai dengan label yang melekat pada dirinya. Namun terdapat remaja yang memiliki perubahan konsep diri terkait dengan adanya peer support dari remaja yang berada dalam situasi yang serupa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai seberapa erat hubungan peer support dengan konsep diri pada remaja putri yang delinkuen di pondok remaja inabah XVII. Alat ukur dari variabel pertama adalah kuesioner peer support yang dikonstruksikan peneliti berdasarkan teori dari Salomon (2004). Peer support memiliki tiga aspek yaitu aspek dukungan emosional, instrumental, dan informasi. Alat ukur dari variabel kedua adalah kuesioner konsep diri yang di konstruksikan peneliti berdasarkan teori dari Calhoun&Acocella (1990) yang memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan, harapan, dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah korelasional. Populasi penelitian ini adalah 24 remaja putri yang sedang menjalankan rehabilitasi di pondok remaja inabah XVII.Data diolah menggunakan metode uji korelasi Rank Spearman. Dari hasil pengolahan data diperoleh angka korelasi sebesar rs= 0,637 yang berarti terdapat hubungan positif antara peer support dengan konsep diri, artinya semakin tinggi peer support maka semakin positif konsep diri pada remaja putri yang delinkuen di pondok remaja inabah XVII Ciamis.