Description:
Olahraga adalah salah satu aktivitas yang bisa dilakukan siapa asja, salah satunya adalah olahraga climbing. Olaahraga climbing mulai masuk kedalam cabang olahraga PON pada tahun 2004, sehingga jumlah climbers mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Para climbers merasa bahwa ketika melakukan latihan mereka dapat fokus dan menikmati prosesnya sehingga mereka terhanyut dalam aktivitas climbing. Pengalaman yang mereka rasakan merupakan kondisi flow. Pengalaman flow merupakan pengalaman menyenangkan yang dialami individu ketika individu tersebut sangat melibatkan diri dalam akivitas. Pengalaman flow dapat dilihat dari sembilan karakteristik, meliputi, challenge-skill balance, action-awareness merging, clear goals, unambigous feedback, concentration on task, sense of control, loss of self-consciousness, transformation of time dan autotelic experience. Pengalaman flow dalam akivitas olahraga dapat memunculkan peak performance (performa puncak) dan dampak dari pengalaman flow akan membuat individu merasa lebih bahagia dan merasa hidupnya lebih produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat tingkat flow yang dialami oleh climbers setelah melakukan aktivitas climbing. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan dengan subjek berjumlah 17 orang climbers. Alat ukur yang digunakan adalah Flow State Scale (FSS) dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Terdapat sepuluh orang climbers yang memiliki tingkat pengalaman flow yang tinggi pada sembilan dimensi sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa kesepuluh orang tersebut mengalami flow. Terdapat tujuh orang climbers yang tidak mengalami flow, empat orang climbers berada pada tahap anxiety, dua orang climbers berada pada tahap arousal, dan satu orang climbers berada pada tahap control. Pada penelitian ini dimensi yang memiliki tingkat pengalaman flow rendah terbanyak adalah, loss of self-consciousness.