Abstact. Beggars are people who earn income by begging in public places or into homes in ways and reasons to expect compassion from other. The numbers of beggars found in big cities such as the city of Bandung which each year has increased. Main problem of beggars is due to poverty, but according to Soerjana Soekanto (1982) said other factors are psychological problem. Researchers observed in the city of Bandung quite a lot of beggars from among teenagers, which should be the task of adolescent development is to achieve new relationship more mature with peers, and achieve social roles both as men and women Havigrust (2008). After being traced it turns out the average teenager who begs are come from the family beggars, and many of them have dropped out of school. They drop out because of reproaches and misbehavior from their peers because he/she like to do begging and comes from beggars families. Uniquely they do not abandon begging behavior and prefer to drop out. Based on the phenomenon researchers interested see how closely the relation between self esteem with self efficacy against youth work originating frim beggars family. Researchers used rank Spearman correlation method to see the closeness of the relationship of both variables are done on 32 beggar teenagers aged 13-18 years who come from beggar families. The result is the relation between self esteem variables with self efficacy obtained positive correlation 0.70 means there is a significant relationship with the level of strong sequence.Keywords: Beggars, Self Esteem, Self Efficacy, adolescent Abstrak. Pengemis merupakan orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di tempat umum atau ke rumah-rumah dengan cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Banyaknya pengemis ditemukan pada kota-kota besar seperti kota Bandung yang setiap tahun angkanya semakin meningkat. Permasalah utama pengemis adalah karena faktor kemiskinan, namun menurut Soerjana Soekanto (1982) mengatakan adalah faktor lainnya merupakan permasalahan psikologis. Peneliti mengamati di kota Bandung cukup banyak pengemis dari kalangan remaja, yang seharusnya tugas perkembangan dari remaja adalah mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya serta mencapai peran sosial baik sebagai pria maupun wanita Havigrust (2008). Setelah ditelusuri ternyata rata-rata remaja yang mengemis berasal dari keluarga pengemis, dan banyak dari mereka yang telah putus sekolah. Mereka putus sekolah karena celaan dan perilaku buruk dari teman-teman sebayanya karena dirinya suka melakukan kegiatan mengemis dan berasal dari keluarga pengemis. Uniknya mereka tidak meninggalkan perilaku mengemis dan lebih memilih untuk putus sekolah. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melihat seberapa erat hubungan antara Self esteem dengan Self efficacy terhadap pekerjaan remaja yang berasal dari keluarga pengemis. Peneliti menggunakan metode korelasi Rank Spearman untuk melihat keeratan hubungan dari kedua variabel tersebut yang dilakukan pada 32 pengemis remaja yang berasal dari keluarga pengemis yang berusia 13-18 tahun. Hasilnya adalah hubungan antara variabel Self esteem dengan Self efficacy didapatkan nilai korelasi positif 0,70 artinya ada hubungan signifikan dengan tingkat keeratan yang kuat. Kata kunci: Pengemis, Self Esteem, Self Efficacy, Remaja
Abstrak. Pengemis merupakan orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di tempat umum atau ke rumah-rumah dengan cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Banyaknya pengemis ditemukan pada kota-kota besar seperti kota Bandung yang setiap tahun angkanya semakin meningkat. Permasalah utama pengemis adalah karena faktor kemiskinan, namun menurut Soerjana Soekanto (1982) mengatakan adalah faktor lainnya merupakan permasalahan psikologis. Peneliti mengamati di kota Bandung cukup banyak pengemis dari kalangan remaja, yang seharusnya tugas perkembangan dari remaja adalah mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya serta mencapai peran sosial baik sebagai pria maupun wanita Havigrust (2008). Setelah ditelusuri ternyata rata-rata remaja yang mengemis berasal dari keluarga pengemis, dan banyak dari mereka yang telah putus sekolah. Mereka putus sekolah karena celaan dan perilaku buruk dari teman-teman sebayanya karena dirinya suka melakukan kegiatan mengemis dan berasal dari keluarga pengemis. Uniknya mereka tidak meninggalkan perilaku mengemis dan lebih memilih untuk putus sekolah. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melihat seberapa erat hubungan antara Self esteem dengan Self efficacy terhadap pekerjaan remaja yang berasal dari keluarga pengemis. Peneliti menggunakan metode korelasi Rank Spearman untuk melihat keeratan hubungan dari kedua variabel tersebut yang dilakukan pada 32 pengemis remaja yang berasal dari keluarga pengemis yang berusia 13-18 tahun. Hasilnya adalah hubungan antara variabel Self esteem dengan Self efficacy didapatkan nilai korelasi positif 0,70 artinya ada hubungan signifikan dengan tingkat keeratan yang kuat. Kata kunci: Pengemis, Self Esteem, Self Efficacy, Remaja.