Description:
Abstract.The wife of the soldier can not be separated from the Army, either in performing the duties of the organization or in private life. A soldier's wife in carrying out her role must be prepared in the face of the consequences of marrying a soldier. Abandoned for long periods of time, limited communication and lack of intensity of meetings with husbands make them feel lonely and anxious about the situation and condition of the husband, loneliness, and fear of a third people that impacts on perceived marital satisfaction. This study aims to find out how the image of marriage satisfaction in PERSIT abandoned her husband who served to Lebanon can maintain satisfaction in her marriage relationship. The method used in this research is Quantitative Descriptive. Subjects in the study amounted to 15 wives of soldiers who joined in PERSIT organization whose husband served to Lebanon. Subjects were selected based on population studies. The data collected in this study used the questionnaire of Enrich Marital Satisfaction from Olson &Fower. Based on the results of data processing is known that in general the wives of soldiers whose husbands duty to Lebanon have high marriage satisfaction with a percentage of 80%. While the highest aspect based on percentage of calculation result of questionnaire is conflict resolution and financial management of 93,3%. The lowest aspect based on percentage of calculation result of questionnaire is communication aspect equal to 66,7%.Keywords: Soldier Wife, Marriage Satisfaction, Commuter Marriage Abstrak.Istri tentara tidak dapat dipisahkan dari TNI-AD, baik dalam melaksanakan tugas organisasi maupun dalam kehidupan pribadi. Seorang istri tentara dalam menjalankan perannya harus siap dalam menghadapi konsekuensi menikah dengan seorang tentara. Ditinggalkan dalam kurun waktu yang lama, komunikasi yang terbatas dan minimnya intensitas pertemuan dengan suami membuat mereka merasakan kesepian dan kegelisahan mengenai situasi dan kondisi suami, kesepian, serta ketakutan akan adanya pihak ketiga yang berdampak pada kepuasan pernikahan yang dirasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kepuasan pernikahan pada PERSIT yang ditinggalkan suaminya yang bertugas ke Lebanon dapat mempertahankan kepuasan dalam hubungan pernikahannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Subjek dalam penelitian berjumlah 15 orang istri tentara yang tergabung dalam organisasi PERSIT yang suaminya bertugas ke Lebanon.Subjek dipilih berdasarkanstudipopulasi. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner Kepuasan Pernikahan Enrich Marital Satisfaction dari Olson & Fower. Pengolahan data menggunakan SPSS 21 for Windows. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa secara umum para istri tentara yang suaminya bertugas ke Lebanon memiliki kepuasan pernikahan yang tinggi dengan prosentase 80%. Sedangkan aspek yang paling tinggi berdasarkan persentase perhitungan hasil kuesioner adalah conflict resolution dan financial management sebesar 93,3%. Adapun aspek yang paling rendah berdasarkan persentase perhitungan hasil kuesioner adalah aspek communication sebesar 66,7%.Kata kunci : Istri Tentara, Kepuasan Pernikahan, Commuter Marriage