Description:
Supervisor divisi perakitan akhir dan pusat delivery PT. Dirgantara Indonesia merupakan orang-orang yang sudah dipilih berdasarkan seleksi pemilihan supervisor oleh pihak perusahaan. Namun perilaku kerja yang ditampilkan adalah merasa tidak yakin ketika mendapatkan tugas yang lebih sulit sehingga langsung meminta bantuan orang lain, merasa kurang yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan merasa masih belum memahami seluruh tugas yang ada pada bagiannya. Hal tersebut dikatakan supervisor karena beberapa hal diantaranya adanya pembicaraan yang merendahkan kemampuan dari rekan kerja, memiliki pengalaman gagal ketika bekerja sebelumnya dan melihat supervisor lain gagal mengerjakan tugas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sumber-sumber self efficacy terhadap self efficacy supervisor. Metoda yang digunakan adalah metoda kontribusi. Subjek pada penelitian ini adalah 14 orang supervisor divisi perakitan akhir dan pusat delivery. Pengukuran dilakukan berdasarkan teori self efficacy dari Bandura (1997). Berdasarkan hasil pengolahan data, kontribusi sumber self efficacy terehadap self efficacy sebesar 89,6% dengan sumber yang paling berkontribusi pada self efficacy secara keseluruhan adalah Vicarious Experience dengan nilai koefisien sebesar 0,472. Pada kategori self efficacy tinggi sumber self efficacy yang paling berkontribusi adalah Enactive Mastery Experience dengan nilai koefisien 0,646 dan pada kategori self efficacy rendah sumber self efficacy yang paling berkontribusi adalah Vicarious Experience dengan nilai koefisien sebesar 0,648.