Abstract. Chronic kidney disease is a disease that has become a major health problem in the world with an ever-increasing prevalence. Prevalence in men (0.3%) is higher than women (0.2%). Male patients undergoing hemodialysis treatments have side effects, such as joint pain, numbness, sleep disturbance and decreased sexual interest. Also as the head of the family makes them not accept himself, feel just a burden for the family. So that they feel uncomfortable and unhappy. Conversely, those who are more accepting, feel comfortable and happy. This study is a correlational research that aims to determine the closeness of the relationship between self-acceptance and happiness in patients with chronic kidney disease in RSHS Bandung. The subjects of this research were 32 male patients. Measuring tool used in the form of questionnaire which refers to Unconditional Self-Acceptance Quetionnaire with 0,766 reliabilityvalue and Orientation to Happiness Scale with 0,895 reliability value. The results showed that there was a strong correlation between self-acceptance and happiness in CKD patients undergoing hemodialysis therapy in RSHS Bandung, with rs = 0.696.Keyword : self-acceptance, happiness, patients with chronic kidney disease Abstrak. Gagal ginjal kronis merupakan penyakit yang telah menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan prevalensi yang terus meningkat. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%). Pasien laki-laki yang menjalani hemodialisis mengalami efek samping, seperti sakit tulang persendian, mati rasa, gangguan tidur dan penurunan minat seksual. Selain itu sebagai kepala keluarga membuat mereka tidak menerima dirinya, merasa hanya menjadi beban bagi keluarga. Oleh karena itu merasa tidak nyaman dan tidak bahagia. Sebaliknya, mereka yang lebih dapat menerima diri, merasa nyaman dan bahagia. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara penerimaan diri dengan kebahagiaan pada pasien gagal ginjal kronis di RSHS Bandung. Subjek penelitian ini berjumlah 32 pasien laki-laki. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang mengacu padaUnconditional Self-Acceptance Quetionnaire dengan nilai reliabilitas 0,766 dan pada Orientation to Happiness Scale dengan nilai reliabilitas 0,895. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat keeratan hubungan yang kuat / tinggi antara penerimaan diri dengan kebahagiaan pada pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis di RSHS Bandung, dengan rs = 0,696.Kata kunci : penerimaan diri, kebahagiaan, pasien gagal ginjal kronis
Gagal ginjal kronis merupakan penyakit yang telah menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan prevalensi yang terus meningkat. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%). Pasien laki-laki yang menjalani hemodialisis mengalami efek samping, seperti sakit tulang persendian, mati rasa, gangguan tidur dan penurunan minat seksual. Selain itu sebagai kepala keluarga membuat mereka tidak menerima dirinya, merasa hanya menjadi beban bagi keluarga. Oleh karena itu merasa tidak nyaman dan tidak bahagia. Sebaliknya, mereka yang lebih dapat menerima diri, merasa nyaman dan bahagia. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara penerimaan diri dengan kebahagiaan pada pasien gagal ginjal kronis di RSHS Bandung. Subjek penelitian ini berjumlah 32 pasien laki-laki. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang mengacu padaUnconditional Self-Acceptance Quetionnaire dengan nilai reliabilitas 0,766 dan pada Orientation to Happiness Scale dengan nilai reliabilitas 0,895. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat keeratan hubungan yang kuat / tinggi antara penerimaan diri dengan kebahagiaan pada pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis di RSHS Bandung, dengan rs = 0,696.Kata kunci : penerimaan diri, kebahagiaan, pasien gagal ginjal kronis