Description:
Menurut WHO dan US NCHS (2013), penyakit ginjal telah menyebabkan kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian. Diantara penyakit ginjal tersebut, terdapat penyakit Gagal Ginjal Akut dengan insidensi dari sekitar 209/1.000.000 populasi pada suatu penelitian pasien dewasa. Walaupun dapat disembuhkan, penyakit ini memiliki tingkat mortalitas tinggi. Pasien yang mengidap gagal ginjal akut membutuhkan pengobatan berupa hemodialisa atau cuci darah, pembatasan cairan yang masuk ke dalam tubuh, pola makan sehat, dan berolahraga secara teratur. Tujuan mencapai kesembuhan sangat dipengaruhi oleh perilaku pasien selama program pengobatan. Keadaan tersebut membuat pasien yang mengidap penyakit gagal ginjal akut mempunyai keyakinan kendali perilaku kesehatan atau health locus of control yang berbeda-beda. Ketika menjalani pengobatannya pun pasien memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam menjalani pengobatan dalam mencapai kesembuhan atau yang sering disebut dengan self efficacy. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran health locus of control dan self efficacy serta derajat hubungan di antara keduanya pada pasien gagal ginjal akut yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Metode yang digunakan adalah korelasional menggunakan seluruh pasien gagal ginjal akut yang menjalani hemodialisa sebanyak 27 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur Multidimensioanal Health Locus of Control Scales Form C dan alat ukur self efficacy yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada teori self efficacy dari Bandura. Berdasarkan pengolahan data menggunakan uji statistik berupa koefisien kontingensi dengan rumus chi kuadrat, diperoleh x2 hitung > x2 tabel (16,310 > 3,84) pada taraf signifikansi a = 0,05 dengan dk = 1. Hasil yang diperoleh menunjukkan C = 0,614 dan Cmaks = 0,707 berdasarkan norma kontingensi menunjukkan adanya korelasi bertaraf tinggi antara health locus of control dengan self efficacy pada pasien gagal ginjal akut yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Al-Islam Bandung.