Description:
Grandparenting tipe involved merupakan pola dimana nenek mengambil alih tanggung jawab orang tua dalam mengasuh cucu seperti menerapkan aturan, menyediakan dukungan finansial, tempat tinggal, makanan serta harus melakukan pekerjaan rumah lainnya. Grandparenting menimbulkan dampak positif yaitu dekat dengan keluarga karena perannya dalam keluarga terakui, sedangkan dampak negatif seperti berkurangnya waktu untuk melakukan kegiatan yang diinginkan, semakin lemahnya kondisi fisik, serta berkurangnya waktu untuk dapat berelasi dengan teman-temannya sehingga dapat mengganggu kesejahteraan nenek. Berbeda dengan hal tersebut, nenek di Desa Sarimahi dapat merasakan hidupnya menjadi lebih berarti, optimis dalam memandang masa depan dan memperoleh semangat baru karena hadirnya cucu. Hal tersebut menunjukkan mereka dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Psychological well-being adalah perasaan menerima kelemahan dan kelebihan diri, memiliki tujuan hidup, mandiri, menjalin hubungan positif, dapat mengendalikan lingkungan dan tumbuh secara personal. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran psychological well-being wanita yang melakukan grandparenting tipe involved di Desa Sarimahi. Penelitian ini berdasarkan konsep teori psychological well-being dari Ryff (1989). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan populasi sebanyak 30 orang. Pengumpulan data berupa kuesioner adaptasi psychological well-being scales dari Ryff (1989). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 70% memiliki psychological well-being tinggi dan 30% memiliki psychological well-being rendah.