Abstract. Drug use in Indonesia progressively increasing. Various attempts were made to restore the condition of drug users is to follow the rehabilitation program. One way to measure the success of the therapy is to assess the quality of residents’s life. Quality of life related to the human desire to live healthy and prosperous. WHOQOL measure quality of life by four basic domains: physical, psychological, social, and environmental. Research on the quality of resident’s life centered rehabilitation is still less. The purpose of this study was to assess the quality of life and determine the factors that affect quality of life, and see the impact of a rehabilitation program (comprehensive range) on the quality of life in LSM Rumah Cemara Bandung. Methods: Quasi Experiment pretest and posttest group design, the results will be analyzed by using test of paired samples t-test. Quality of life will be assessed by questionnaire WHOQOL-BREF translated. Results: probability value quality of life is <0.05 is 0.001 means that there are influences from the comprehensive services before and after the treatment given to the quality of resident’s life, and 57% or 4 resident has improved quality of life, while 43% or 3 resident still have a lower quality of life. Conclusion: Rumah Cemara resident in Bandung have quality of life in both the physical component, whereas a bad mental component. Variations of the patient affect the outcome of therapy that has been used.Abstrak. Penggunaan NAPZA di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan kondisi pengguna NAPZA yaitu dengan mengikuti program rehabilitasi. Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan terapi adalah dengan menilai kualitas hidup residen. Kualitas hidup berkaitan dengan keinginan manusia untuk hidup sehat dan sejahtera. WHOQOL mengukur kualitas hidup dengan empat domain dasar, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Penelitian mengenai kualitas hidup residen dipusat rehabilitasi masih sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup dan mengetahui faktor yang mempengaruhi quality of life, serta melihat adanya pengaruh dari program rehabilitasi (pelayanan komprehensif) terhadap kualitas hidup di LSM Rumah Cemara Bandung. Metode: Quasi Experiment Pretest and Posttest Group Design, hasilnya akan dianalisa dengan menggunakan uji paired samples t-test. Penilaian kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF yang diterjemahkan. Hasil: nilai probabilitas quality of life adalah < 0,05 yaitu 0,001 artinya terdapat pengaruh dari pelayanan komprehensif antara sebelum dan sesudah diberikan treatment terhadap kualitas hidup residen, dan sebesar 57% atau 4 residen memiliki peningkatan kualitas hidup, sedangkan 43% atau 3 residen masih memiliki kualitas hidup yang rendah. Kesimpulan: residen di Rumah Cemara Bandung mempunyai kualitas hidup pada komponen fisik yang baik, sedangkan komponen mental buruk. Variasi dari pasien mempengaruhi outcome dari terapi yang telah digunakan.
Penggunaan NAPZA di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan kondisi pengguna NAPZA yaitu dengan mengikuti program rehabilitasi. Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan terapi adalah dengan menilai kualitas hidup residen. Kualitas hidup berkaitan dengan keinginan manusia untuk hidup sehat dan sejahtera. WHOQOL mengukur kualitas hidup dengan empat domain dasar, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Penelitian mengenai kualitas hidup residen dipusat rehabilitasi masih sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup dan mengetahui faktor yang mempengaruhi quality of life, serta melihat adanya pengaruh dari program rehabilitasi (pelayanan komprehensif) terhadap kualitas hidup di LSM Rumah Cemara Bandung. Metode: Quasi Experiment Pretest and Posttest Group Design, hasilnya akan dianalisa dengan menggunakan uji paired samples t-test. Penilaian kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF yang diterjemahkan. Hasil: nilai probabilitas quality of life adalah < 0,05 yaitu 0,001 artinya terdapat pengaruh dari pelayanan komprehensif antara sebelum dan sesudah diberikan treatment terhadap kualitas hidup residen, dan sebesar 57% atau 4 residen memiliki peningkatan kualitas hidup, sedangkan 43% atau 3 residen masih memiliki kualitas hidup yang rendah. Kesimpulan: residen di Rumah Cemara Bandung mempunyai kualitas hidup pada komponen fisik yang baik, sedangkan komponen mental buruk. Variasi dari pasien mempengaruhi outcome dari terapi yang telah digunakan.