Description:
SMA M merupakan sekolah umum swasta bermuatan nilai-nilai islam, akan tetapi siswa M terkenal dengan perilaku delinkuensinya dan sebagian besar siswa yang melakukan delinkuensi berasal dari Orang Tua yang bercerai. Berdasarkan informasi dari guru BK di SMA M, 40% siswa di SMA M adalah siswa korban perceraian. Selain itu, menurut guru di SMA M perilaku delinkuensi menjadi tradisi turun temurun dan membuat pihak sekolah merasa cukup kesulitan dalam menghadapi perilaku-perilaku siswa, karena setiap kali siswa dipanggil perlu beberapa kali panggilan agar siswa mau menghadap guru. Berdasarkan hasil dari wawancara didapatkan bahwa siswa melakukan perilaku delinkuensi karena tidak ada perhatian dari dalam rumah dan efek dari kondisi Orang Tua yang bercerai, siswa menyatakan bahwa kondisi perceraian mengubah perilaku Orang Tua dari sebelum bercerai. Tujuan penelitian ini memperoleh data empiris mengenai hubungan kualitas attachment dengan delinquency di SMA M Bandung. Penelitian ini bersifat korelasional. Dalam penelitian ini menggunakan seluruh subjek penelitian yaitu siswa yang berperilaku delinkuensi dari keluarga bercerai, sebanyak 20 siswa. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner Inventory of Parent and Peer Attachment Revisited (IPPA-R) dari Armsden dan Greenberg (2009). Alat ukur delinquency menggunakan kuesioner berdasarkan teori Santrock. Hasil penelitian didapatkan nilai korelasi negatif (ibu) sebesar -0,691 termasuk kedalam kategori tinggi. Artinya terdapat hubungan yang tinggi antara attachment dengan delinquency.