Abstract. Around 2300 children and adolescent every year died cause of cancer, so cancer is the most prevalent causes of death in 1-19 years old. Adolescence is an age of growth and a remarkable development and potential, so their disease-related experience in life at this age can have an impact on next life stages. The impact of disease in adolescents may occur in the process of psychosocial development of adolescents, level of activity, and an increase in the risk of behavioral and emotional distorted. This is related to what David Cella said about quality of life ih how individual; assessment on the satisfaction of the conditions experienced at the time when compared with the perception that they think is ideal. The purpose of this study was to describe how the quality of life in adolescents with leukemia in Rumah Cinta Kanker Bandung. In this study, using a measuring instrument FACT-Leu (The Functional Assessment Of Cancer Therapy-Leukemia) created by David Cella with the specific aim to measure the quality of life in patients with leukemia, with the result reliability value of 0.845 indicates high reliability based norms Guilford. The results showed amounted to 85.7% or 18 adolescent patients with leukemia have a low quality of life with the percentage of each aspect of physical well-being (33.3%), Functional Well-being (57.1%), Emotional Well-being (57.1%), and Social Well-being (42.9%). And only 14.3% or 3 adolescent who have a high quality of life, which means they assess their satisfaction with conditions in life despite his illness. Abstrak. Sekitar 2300 anak dan remaja setiap tahun meninggal karena kanker, sehingga kanker menjadi penyebab kematian paling lazim dalam kelompok usia 1-19 tahun. Usia remaja merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dan potensial, sehingga adanya pengalaman terkait penyakit dalam hidup pada usia ini dapat memberikan dampak pada tahapan kehidupan selanjutnya. Dampak suatu penyakit pada remaja dapat terjadi pada proses perkembangan psikososial remaja, tingkat aktivitas, dan adanya peningkatan terhadap resiko perilaku dan emosional yang menyimpang. Hal ini terkait dengan yang dikatakan oleh David Cella sebagai kualitas hidup dimana penilaian individu atas kepuasan pada keadaan yang dialami saat ini bila dibandingkan dengan persepsi yang menurut mereka ideal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana kualitas hidup pada remaja penderita leukemia di Rumah Cinta Kanker Bandung. Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur FACT-Leu (The Functional Assessment Of Cancer Therapy-Leukemia) yang di buat oleh David Cella dengan tujuan khusus untuk mengukur kualitas hidup pada pasien leukemia, dengan hasil nilai reliabilitas sebesar 0,845 menunjukkan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi berdasarkan norma Guilford. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 85,7% atau 18 orang remaja penderita leukemia memiliki kualitas hidup yang rendah dengan persentase setiap aspek physical well-being (33,3%), Functional Well-being (57,1%), Emotional Well-being (57,1%), dan Social Well-being (42,9%). Dan hanya 14,3% atau 3 orang remaja yang memiliki kualitas hidup tinggi, yang artinya remaja menilai adanya kepuasan dalam kehidupan meski dengan kondisi sakitnya.
Sekitar 2300 anak dan remaja setiap tahun meninggal karena kanker, sehingga kanker menjadi penyebab kematian paling lazim dalam kelompok usia 1-19 tahun. Usia remaja merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dan potensial, sehingga adanya pengalaman terkait penyakit dalam hidup pada usia ini dapat memberikan dampak pada tahapan kehidupan selanjutnya. Dampak suatu penyakit pada remaja dapat terjadi pada proses perkembangan psikososial remaja, tingkat aktivitas, dan adanya peningkatan terhadap resiko perilaku dan emosional yang menyimpang. Hal ini terkait dengan yang dikatakan oleh David Cella sebagai kualitas hidup dimana penilaian individu atas kepuasan pada keadaan yang dialami saat ini bila dibandingkan dengan persepsi yang menurut mereka ideal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana kualitas hidup pada remaja penderita leukemia di Rumah Cinta Kanker Bandung. Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur FACT-Leu (The Functional Assessment Of Cancer Therapy-Leukemia) yang di buat oleh David Cella dengan tujuan khusus untuk mengukur kualitas hidup pada pasien leukemia, dengan hasil nilai reliabilitas sebesar 0,845 menunjukkan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi berdasarkan norma Guilford. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 85,7% atau 18 orang remaja penderita leukemia memiliki kualitas hidup yang rendah dengan persentase setiap aspek physical well-being (33,3%), Functional Well-being (57,1%), Emotional Well-being (57,1%), dan Social Well-being (42,9%). Dan hanya 14,3% atau 3 orang remaja yang memiliki kualitas hidup tinggi, yang artinya remaja menilai adanya kepuasan dalam kehidupan meski dengan kondisi sakitnya.