Description:
Abstract. Someone newly diagnosed with HIV / AIDS, often will feel depressed, afraid, despair also feels alienated because they feel shunned by others. Under these conditions, often support from the environment and family is not obtained. Therefore, the role of companion for PLWHA becomes strategic in an effort to help PLWHA to return to productive life. The HIV community that provides social and support services that have a role as a companion for PLWHA in Bandung is Female Plus Bandung. At present, there are 13 peer companions in Female Plus Bandung consisting of 9 PLWHA and 4 OHIDHA. In carrying out their roles, of course they faced various challenges. In a study conducted by Akintola (2008), caregivers at one hospital in South Africa experienced stress due to facing stigma from the community and also the results of Valljee and van Dyk's study (2014) showed that caregivers experienced stress because they faced very many patients. But these two things did not happen to the peer companion of PLWHA in Female Plus Bandung. With the evaluation of life experiences they can view their lives positively, use their potential, especially in dealing with their problems , so that they function positively in the environment and achieve psychological well-being.Keywords: Psychological Well-Being, Caregivers, People with HIV/AIDS Abstrak. Seseorang yang baru di diagnosa mengidap HIV/AIDS, seringkali akan merasa depresi, takut, putus asa juga merasa terasingkan karena merasa dijauhi orang lain. Dalam kondisi tersebut, seringkali dukungan dari lingkungan dan keluarga tidak didapatkan. Oleh karena itu, peran pendamping bagi ODHA menjadi strategis dalam upaya membantu ODHA agar dapat kembali hidup dengan produktif. Komunitas HIV yang memberikan layanan social and support yang memiliki peran sebagai pendamping bagi para ODHA di Bandung adalah Female Plus Bandung. Saat ini, terdapat 13 orang pendamping sebaya di Female Plus Bandung yang terdiri dari 9 ODHA dan 4 OHIDHA. Dalam menjalani perannya, tentunya mereka dihadapkan berbagai tantangan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Akintola (2008), para caregivers di salahsatu Rumah Sakit di Afrika Selatan mengalami stress karena menghadapi stigma dari masyarakat dan hasil penelitian Valljee juga van Dyk (2014) menunjukkan bahwa para caregivers mengalami stress karena menghadapi pasien yang sangat banyak. Tetapi kedua hal tersebut tidak terjadi pada pendamping sebaya ODHA di Female Plus Bandung. Dengan adanya evaluasi pengalaman hidup mereka dapat memandang kehidupannya secara positif, menggunakan potensi yang dimiliki terutama dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi, sehingga mereka berfungsi secara positif di lingkungan dan mencapai psychological well-being. Kata Kunci: Psychological Well-Being, Pendamping Sebaya, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)