Description:
Masuk Lembaga Pemasyarakatan dan menjalani kehidupan sebagai Narapidana adalah suatu penyesuaian diri yang tidak mudah. Secara umum, permasalahan yang menuntut Napi untuk menyesuaiakan diri adalah kehilangan akan kebebasan, hidup berjauhan dengan keluarga, fasilitas Lapas yang serba terbatas, serta stigma negatif dari masyarakat terhadap Lapas dan status sebagai Napi. Khususnya bagi Napi wanita yang harus meninggalkan perannya dalam merawat keluarga. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi- kondisi tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan salah satu faktor penting adalah karakteristik personal. Karakter personal yang dimiliki Napi yaitu senantiasa memikirkan hal- hal positif dan tetap bersemangat dalam menjalani kehidupannya di Lapas, diantaranya merupakan karakter yang dalam positive psychology disebut sebagai character strength, yaitu kekuatan yang memunculkan perasaan positif dan perbuatan baik dalam kehidupan sehari- hari. Subjek dalam penelitian ini adalah Napi yang berjumlah 49 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Value In Action- Inventory Strength (VIA-IS) dan alat ukur penyesuaian diri yang disusun berdasarkan teori penyesuaian diri dari Derlega dan Janda (1981). Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh kesimpulan bahwa dari kesembilan karakter, 8 karakter diantaranya memiliki hubungan positif yang signifikan dengan penyesuaian diri yang efektif. Gratittude memiliki korelasi erat dengan penyesuaian diri yang efektif, dengan nilai rs= 0,830. Self Regulation yang juga berkorelasi erat dengan rs= 0, 804, selanjutnya yang memiliki korelasi cukup erat ialah Citizenship dengan rs= 0,507, Persistence dengan rs= 0, 446 dan Social Intelligence dengan rs= 0, 409. Ketiga karakter lainnya yaitu, Hope, Humor dan Forgiveness memiliki nilai korelasi yang rendah dengan penyesuaian diri yang efektif.