Going abroad is a tradition from generation to generation done by Minangkabau ethnic society and becomes a necessity and so are the students of Minangkabau in UNISBA. There is a student activity unit of Minangkabau students in UNISBA. In the unit they can communicate to each other and arrange special activity together. However, some foreign students only concern about their studies. So it will lead them into be indifferent students. They tend to be passive in organizational activities in each faculty. The method used is correlation with 45 UNISBA students of 2014 as the sample. The first instrument used is a peer support questinnaire constructed by researcher based on theory of Salomom (2004) and for the second variable is a Psychological well-being questionnaire of Ryff’s scale (Carol D. Ryff). Data processing used is Spearman Rank correlation test (rs), there is a very strong correlation between Peer Support and Psychological Well-Being and it is about (rs= 0,881), it means that the more positive of Minangkabau students purpose to peer support, the more positive the psychological well-being. The very high peer support aspect is instrumental support and the lowest aspect is emotional aspect.
Merantau adalah tradisi yang turun temurun dilakukan oleh Masyarakat suku Minangkabau dan itu menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Sama halnya seperti Mahasiswa perantau asal suku Minangkabau di UNISBA untuk menuntut ilmu. Di UNISBA terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa Minang, menjadi wadah para perantau Minang untuk bertemu. Dalam UKM ini sesama perantau berinteraksi dan selalu mengadakan kegiatan-kegiatan bersama namun pada kenyataannya terdapat mahasiswa perantau yang memaknakan bahwa teman-teman sesama perantau tidak perduli dalam hal apapun dalam perkuliahan pun teman-teman sesama perantau sibuk dengan urusan perkuliahan masing-masing. Fenomena lain yang didapat bahwa mereka menjadi tidak menjalani perkuliahan dan menjadikan perbedaan menjadi penghambat tujuannya yaitu meraih gelar sarjana. Mereka hanya berdiam diri sehingga itu membuat relasi sosialnya kurang baik dengan teman perantauan yang lainnya. Mahasiswa tersebut cenderung tidak mencoba aktif dalam mengikuti kegiatan organisasi yang ada di fakultas masing-masing. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Minangkabau angkatan 2014 sebanyak 45 orang di Universitas Islam Bandung. Alat ukur dari variabel pertama adalah kuesioner peer support yang dikonstruksikan peneliti berdasarkan teori dari Salomon (2004) dan untuk variabel kedua kuisioner Psychological well-being dari Ryff’s scale (Carol D. Ryff). Pengolahan data yang dilakukan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman (rs), terdapat hubungan sangat kuat antara Peer Support dengan Psychological Well-Being terdapat hubungan sebesar (rs= 0,881), artinya semakin positif pemaknaan mahasiswa perantau asal suku Minangkabau terhadap Peer support, maka semakin positif pula Psychological Well-Being yang dirasakan. Aspek peer support yang paling tinggi adalah dukungan instrumental dan aspek yang terendah adalah dukungan emosional.