Description:
Anak tunaganda merupakan anak yang menderita dua atau lebih kelainan atau kecacatan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial. Anak dengan ketunaanganda memerlukan penanganan dan perhatian lebih dibandingkan anak berkelainan tunggal. Saat anak didiagnosa mengalami ketunaan ganda, orangtua terutama ibu mengalami stress karena ibu merupakan figur pengasuh utama bagi anak. Banyaknya situasi sulit dan hambatan dalam proses pengasuhan serta perawatan anak membuat ibu menjadi semakin tertekan. Akan tetapi, ibu berusaha untuk beradaptasi dan bertahan menghadapi situasi tersebut sehingga ibu dapat merawat dan mengasuh anak agar anak mampu memaksimalkan potensinya. Hal tersebut dinamakan dengan resiliensi. Terdapat faktor yang dapat membantu untuk meningkatkan resiliensi, yaitu dukungan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empirik mengenai seberapa erat hubungan dukungan sosial dengan resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunaganda di SLB-G YBMU Baleendah. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan subjek penelitian sebanyak 14 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur angket dengan skala Likert. Item-item dibuat berdasarkan penurunan aspek-aspek dukungan sosial dari Sarafino (2011) dan aspek-aspek resiliensi dari Benard (2004). Analisis data yang digunakan adalah Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,597 dengan p = 0,012 (p < 0,05).