Water is one important component in the life of every living creature. In a spatial context, any inhabited territory certainly requires water. More residents of a region, the more water are exploited and the logical consequence is the emergence of problems of water scarcity. One of the efforts of a city in addressing the issue of water scarcity is to make biopore. One of its functions is to conserve and increase water reserves in urban areas. Unfortunately, despite Bandung has made biopore already done, the precise biopore installation location along with the number that need to be made in the city of Bandung is still unknown. That is the formulation of the problem in this study. The purpose of this study is to identify the most appropriate location for the installation of biopore. Biopore is required by the city of Bandung and the potential water reserves can be generated through the installation Biopore. Conformance criteria for biopore installation region includes not the lowest that region, has a deep aquifer and not safe altitude zones, and has good permeability and porosity. The results of the analysis states that Bandung requires 50,309,833 units spreading biopore covered in 71 villages in 18 districts. Furthermore, biopore in Bandung is recommended in the field impermeable, such as sidewalks, drainage, parking, a strategic area, and the residential area. Information on the locations and their corresponding numbers biopore installation in Bandung, presented in the form of village-scale mapping in order to facilitate implementation in the context of spatial biopore installation.
Air adalah salah satu komponen penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup. Dalam konteks keruangan, setiap wilayah yang berpenduduk, dipastikan memerlukan air. Semakin banyak penduduk dalam suatu wilayah, maka akan semakin banyak air yang dieksploitasi dan konsekuensi logisnya adalah munculnya permasalahan kelangkaan air. Salah satu upaya kota dalam mengatasi permasalahan kelangkaan air adalah dengan membuat biopori, dengan salah satu fungsinya adalah mampu mengkonservasi dan menambah cadangan air wilayah perkotaan. Sayangnya, meskipun pembuatan biopori sudah dilakukan di Kota Bandung, tetapi ketepatan lokasi instalasi biopori beserta jumlah yang perlu dibuat di Kota Bandung masih belum diketahui. Hal ini menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi lokasi yang paling tepat untuk instalasi biopori, biopori yang diperlukan oleh Kota Bandung serta potensi cadangan air yang dapat dihasilkan melalui instalasi biopori tersebut. Kriteria kesesuaian wilayah untuk instalasi biopori diantaranya adalah ; bukan merupakan wiilayah terendah, memiliki akuifer dalam, bukan zona ketinggian aman, dan memiliki permeabilitas dan porositas yang baik. Hasil analisis menyatakan bahwa Kota Bandung memerlukan 50.309.833 unit biopori yang sebarannya tercakup ke dalam 71 kelurahan di dalam 18 kecamatan. Lebih lanjut, biopori di Kota Bandung direkomendasikan dipasang di bidang kedap, seperti trotoar, drainase, perparkiran, kawasan strategis dan jalan lingkungan perumahan. Informasi mengenai lokasi sesuai instalasi biopori beserta jumlahnya di Kota Bandung, disajikan dalam bentuk pemetaan skala kelurahan agar mempermudah implementasi instalasi biopori dalam konteks keruangan.