The issue of domestic wastewater can become worse if an area has a high population density and economic powerlessness. One example is found in Community Groups 2, 3, and 4 in Kebonlega Urban Village of Bojongloa Kidul District of Bandung City. Therefore, Bandung Local Water Company of Titrawening created a grant program to establish a sanitary network of wastewater for low-income people of Bandung. The program was supported by the Australian Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (AIIGS) through the provision of the main pipeline. However, this program has not continued yet due to lack of funds for the procurement of connection pipe to homes. This fee was charged to the public so that the program cannot continue. The purpose of this study is to (1) identify the socio-economic conditions of Kebonlega Village community related to influence on community participation given to the sustainability of sanitation grant program; (2) identify the financial participation of the community to the sustainability of sanitation grant program; and (3) determine the sustainability strategy of sanitation grant program. The method of analysis of this research was SWOT analysis. Analysis was directed towards the willingness and ability of the community to pay and the sustainability strategy of sanitation grants program. The results of this study show that the program cannot continue because the ability and willingness to pay people is low. Thus, there is a need to develop a strategy of utilizing the problem into an opportunity. The resulting strategy is to build an institution that regulates the cost of infrastructure development and wastewater management facilities, do counseling about prevention of wastewater in order to improve the quality of human resources, and improve the utilization WWTP's standard of living of a healthy environment for the community.
Persoalan air limbah domestik akan menjadi lebih buruk apabila dalam suatu daerah kepadatan penduduknya tinggi serta ketidakberdayaan dalam segi ekonomi . Salah satu contohnya permukiman kumuh di Daerah Kelurahan Kebonlega RW 2,3,4, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Oleh karena itu, PDAM Titrawening Kota Bandung ini membuat program hibah sanitasi untuk membangun jaringan air limbah di Kota Bandung bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang juga dibantu oleh Australian Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (SAIIG) berupa pipa induknya saja , akan tetapi program ini belum berlanjut dikarenakan kurangnya dana karena belum adanya pipa sambungan untuk ke rumah. Biaya ini dibebankan pada masyarakat , sehingga program ini belum bisa berlanjut . tujuannya adalah :Untuk mengidentifikasi kondisi ekonomi sosial masyarakat Kelurahan Kebonlega terkait pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat yang diberikan untuk keberlanjutan program hibah sanitasi, Untuk mengidentifikasi sejauhmana partisipasi masyarakat dalam segi finansial untuk keberlanjutan program hibah sanitasi dan Untuk mengetahui strategi keberlanjutan program hibah sanitasi. Metode analisis yang dipakai adalah kesediaan dan kemampuan mebayar masyarakat serta bagaimana strategi keberlanjutan program hibah sanitasi ini dapat berlanjut menggunakan analisis SWOT .Hasil studi ini menunjukkan program ini tidak dapat berlanjut karena kemampuan dan kesediaan mambayar masyarakat rendah sehingga perlu penyusunan strategi dengan memanfaatkan masalah menjadi peluang. Strategi yang dhasilkan yaitu Membangun sebuah lembaga yang mengatur tentang biaya untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas pengelolaan air limbah, melakukan penyuluhan terhadap masyarakat tentang penanggulangan air limbah demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan pemanfataan IPAL agar menciptakan taraf kehidupan lingkungan yang sehat bagi masyarakat