Universitas Islam Bandung Repository

KajianTeknologi Co-Firing Batubara dengan Biomasa DI tekMIRA Bandung

Show simple item record

dc.contributor
dc.contributor puslitbang tekmira bandung
dc.creator Helmi, Peliza
dc.creator Solihin, Datin Fatia
dc.creator Solihin, Solihin
dc.date 2017-01-23
dc.date.accessioned 2019-09-12T01:48:21Z
dc.date.available 2019-09-12T01:48:21Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pertambangan/article/view/5492
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/22588
dc.description The use of fossil fuels (fuel oil and coal) is dominant to produce energy in order to meet the needs of human life. Until now, the use of coal as a fuel in power plants is considered very economical, So that utilization is increasing despite produces carbon emissions that can interfere with the environment. Biomass is a renewable energy source that has not been widely used. Combustion of biomass following the reverse reaction of photosynthesis that is known as CO2 neutral. Therefore, substitution of coal with biomass portion is expected to reduce GRK emissions and to reduce carbon emissions. In other words, the combustion produces carbon, whereas biomass absorbs carbon as it grows, so that the life cycle of biomass from planting to be converted into electrical energy can produce a very small carbon footprint. In this case, the technology of solid fuel burning two different conventional simultaneously (co-firing), can partially replace fossil fuels, especially coal, in order to implement a policy of conservation and diversification of energy resources. Testing co-firing combustion system itself uses ingredients of coal and biomass, where biomass among others, stem tea, tea replenting, weeds, and tea leaves. provision of standard ESDM ministry in getting the best results in the mixing of coal to the stem of tea, with optimum conditions based use was at 70% blending of coal: 30% stem tea. Penggunaan bahan bakar fosil (bahan bakar minyak dan batubara) sangat dominan untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sampai dengan saat ini penggunaan batubara sebagai bahan bakar pada pembangkit tenaga listrik dinilai sangat ekonomis, sehingga pemanfaatannya semakin meningkat walaupun menghasilkan emisi karbon yang dapat mengganggu lingkungan. Penggunaan bahan bakar fosil (bahan bakar minyak dan batubara) sangat dominan untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sampai dengan saat ini penggunaan batubara sebagai bahan bakar pada pembangkit tenaga listrik dinilai sangat ekonomis, sehingga pemanfaatannya semakin meningkat walaupun menghasilkan emisi karbon yang dapat mengganggu lingkungan. Biomasa merupakan sumber energi terbarukan yang belum banyak dimanfaatkan. Pembakaran biomasa mengikuti reaksi balik (reverse reaction) dari fotosintesis sehingga dikenal sebagai CO2 neutral. Karena itu substitusi sebagian batubara dengan biomasa diharapkan akan menurunkan emisi GRK dan dapat mengurangi emisi karbon. Dengan kata lain pembakaran menghasilkan karbon, sedangkan biomasa menyerap karbon saat tumbuh, sehingga siklus hidup biomasa dari mulai penanaman sampai dikonversikan menjadi energi listrik dapat menghasilkan emisi karbon yang sangat kecil.Dalam hal ini, teknologipembakaran duabahan bakar padat konvensional yang berbeda secara bersamaan(co-firing) dapat menggantikan sebagian bahan bakar fosil, terutama batubara, dalam rangka melaksanakan kebijakan konservasi dan diversifikasi sumber daya energi.Pengujian sistem pembakaran co-firing ini sendiri mengunakan  bahan batubara dan biomasa, dimana biomasanya antara lain batang teh, replenting teh, gulma, dan daun teh. Berdasarkan ketentuan dari standar kementrian ESDM di dapatkan hasil  terbaik pada pencampuran batubara terhadap batang teh, dengan kondisi optimum berdasarkan pemanfaatanya pada pencampuran 70% batubara : 30% batang teh. 
dc.description Penggunaan bahan bakar fosil (bahan bakar minyak dan batubara) sangat dominan untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sampai dengan saat ini penggunaan batubara sebagai bahan bakar pada pembangkit tenaga listrik dinilai sangat ekonomis, sehingga pemanfaatannya semakin meningkat walaupun menghasilkan emisi karbon yang dapat mengganggu lingkungan. Penggunaan bahan bakar fosil (bahan bakar minyak dan batubara) sangat dominan untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sampai dengan saat ini penggunaan batubara sebagai bahan bakar pada pembangkit tenaga listrik dinilai sangat ekonomis, sehingga pemanfaatannya semakin meningkat walaupun menghasilkan emisi karbon yang dapat mengganggu lingkungan. Biomasa merupakan sumber energi terbarukan yang belum banyak dimanfaatkan. Pembakaran biomasa mengikuti reaksi balik (reverse reaction) dari fotosintesis sehingga dikenal sebagai CO2 neutral. Karena itu substitusi sebagian batubara dengan biomasa diharapkan akan menurunkan emisi GRK dan dapat mengurangi emisi karbon. Dengan kata lain pembakaran menghasilkan karbon, sedangkan biomasa menyerap karbon saat tumbuh, sehingga siklus hidup biomasa dari mulai penanaman sampai dikonversikan menjadi energi listrik dapat menghasilkan emisi karbon yang sangat kecil.Dalam hal ini, teknologipembakaran duabahan bakar padat konvensional yang berbeda secara bersamaan(co-firing) dapat menggantikan sebagian bahan bakar fosil, terutama batubara, dalam rangka melaksanakan kebijakan konservasi dan diversifikasi sumber daya energi.Pengujian sistem pembakaran co-firing ini sendiri mengunakan  bahan batubara dan biomasa, dimana biomasanya antara lain batang teh, replenting teh, gulma, dan daun teh. Berdasarkan ketentuan dari standar kementrian ESDM di dapatkan hasil  terbaik pada pencampuran batubara terhadap batang teh, dengan kondisi optimum berdasarkan pemanfaatanya pada pencampuran 70% batubara : 30% batang teh.
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pertambangan/article/view/5492/pdf
dc.rights Copyright (c) 2017 Prosiding Teknik Pertambangan
dc.source Prosiding Teknik Pertambangan; Vol 3, No 1, Prosiding Teknik Pertambangan (Februari, 2017); 19-24
dc.source Prosiding Teknik Pertambangan; Vol 3, No 1, Prosiding Teknik Pertambangan (Februari, 2017); 19-24
dc.source 2460-6499
dc.subject Teknik Pertambangan
dc.subject Co - firing, Coal, Biomass, Ash Properties, Calories
dc.subject Teknik Pertambangan
dc.subject Kata Kunci: Co - firing, Batubara, Biomasa, Sifat Abu, Kalori
dc.title KajianTeknologi Co-Firing Batubara dengan Biomasa DI tekMIRA Bandung
dc.title KajianTeknologi Co-Firing Batubara dengan Biomasa DI tekMIRA Bandung
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type kuantitatif
dc.type batubara


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account