Abstract:
Iklan merupakan bagian dari komunikasi pemasaran yang menginformasikan keberadaan suatu produk sehingga membentuk ingatan terhadap merek dan memunculkan minat untuk membeli dari khalayak yang menontonnya. Luwak White Koffie merupakan salah satu merek kopi putih dalam kemasan yang memasang iklan di televisi. Iklan Luwak White Koffie yang ditayangkan setiap hari diharapkan dapat membentuk kesadaran merek dari khalayak, sehingga dapat menunjang aktivitas perusahaan dalam mempromosikan produknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi, intensitas dan durasi menonton iklan dengan brand awareness Luwak White Koffie pada karyawan Unisba. Metode yang digunakan adalah korelasional, dengan melakukan pengumpulan data lapangan melalui penyebaran kuesioner yang ditunjang oleh observasi dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan Unisba yang berjumlah 95 orang, dengan penentuan sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Teknik pengolahan data menggunakan metode analisa korelasi rank spearman melalui software SPSS For Windows 17.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menonton iklan Luwak White Koffie dengan frekuensi yang tergolong tinggi, intensitas yang sedang dan durasi yang cukup. Dalam aspek brand awareness, Luwak White Koffie sebagai merek utama dalam kesadaran responden (top of mind), merek yang diingat kembali (brand recall), dan merek yang dikenali (brand recognition) di antara berbagai merek kopi putih lainnya. Hasil pengujian hipotesis menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara frekuensi menonton iklan Luwak White Koffie dengan brand awareness, terdapat hubungan dalam kategori lemah antara intensitas menonton iklan Luwak White Koffie dengan brand awareness Luwak White Koffie, dan tidak terdapat hubungan signifikan antara durasi menonton iklan Luwak White Koffie dengan brand awareness Luwak White Koffie. Saran praktis dalam penelitian ini adalah memperbaiki isi dan kemasan iklan yang lebih memiliki ciri khas dan daya tarik, melakukan inovasi kemasan produk serta memperbanyak program bauran promosi lainnya. Saran teoritis adalah adanya penelitian lanjutan mengenai komunikasi dan manajemen merek dengan menambah media periklanan dan merek yang diteliti, serta membahas mengenai keputusan pembelian produk dari konsep perilaku konsumen.