Abstract. Primkopau is a conventional taxi located at Husein Sastranegara Airport. Since 2012, there has been online-based transportation by technological developments in the field of transportation modes that have caused conflict. The purpose of this study is to find out the causes, know the stages of conflict and find out the resolution of conflict. The method used in this research is qualitative method with case study approach. The results of this study indicate that the causes of the conflicts that occur due to ineffective communication from both sides, the limited passengers at the airport, technological developments and regulations of government regulations on the policy of online taxi. Then the stages of the conflict that begins with the deterioration of communication, the sweeping and strike operations conducted by Primkopau taxi drivers and Primkopau negotiationns with parties from Grab Indonesia. Problem solving of this conflict can be resolved by the Thomas and Kilmann Conflict Management Theories of collaboration that result in renewal of the red zone rules, the Grab Indonesia service can be used at airports and Primkopau Taxis which become online. This conflict management produces a win-win solution.Keywords: Primkopau Taxi, Online Taxi, Conflict Managment.Abstrak. Taksi Primkopau merupakan taksi konvensional yang berada di Bandara Husein Sastranegara. Sejak tahun 2012, hadir transportasi berbasis online oleh perkembangan teknologi dalam bidang moda transportasi yang menimbulkan konflik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab, mengetahui tahapan konflik dan mengetahui penyelesaian konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab konflik yang terjadi diakibatkan karena komunikasi yang tidak efektif dari kedua belah pihak, terbatasnya penumpang di bandara, perkembangan teknologi dan regulasi aturan dari pemerintah terhadap kebijakan taksi online. Kemudian tahapan konflik yang terjadi diawali dengan memburuknya komunikasi, adanya aksi sweeping dan mogok operasi yang dilakukan oleh supir taksi Primkopau dan negosiasi pihak Primkopau dengan pihak dari Grab Indonesia. Penyelesaian masalah dari konflik ini dapat terselesaikan dengan dikaitkan Teori Manajemen Konflik dari Thomas dan Kilmann yaitu kolaborasi (collaborating) yang menghasilkan pembaharuan aturan zona merah, layanan Grab Indonesia dapat digunakan di bandara dan taksi Primkopau yang menjadi online. Manajemen konflik ini pada akhirnya menghasilkan win-win solution.Kata Kunci : Taksi Primkopau, Taksi Online, Manajemen Konflik.
Abstract. Primkopau is a conventional taxi located at Husein Sastranegara Airport. Since 2012, there has been online-based transportation by technological developments in the field of transportation modes that have caused conflict. The purpose of this study is to find out the causes, know the stages of conflict and find out the resolution of conflict. The method used in this research is qualitative method with case study approach. The results of this study indicate that the causes of the conflicts that occur due to ineffective communication from both sides, the limited passengers at the airport, technological developments and regulations of government regulations on the policy of online taxi. Then the stages of the conflict that begins with the deterioration of communication, the sweeping and strike operations conducted by Primkopau taxi drivers and Primkopau negotiationns with parties from Grab Indonesia. Problem solving of this conflict can be resolved by the Thomas and Kilmann Conflict Management Theories of collaboration that result in renewal of the red zone rules, the Grab Indonesia service can be used at airports and Primkopau Taxis which become online. This conflict management produces a win-win solution. Keywords: Primkopau Taxi, Online Taxi, Conflict Managment Abstrak. Taksi Primkopau merupakan taksi konvensional yang berada di Bandara Husein Sastranegara. Sejak tahun 2012, hadir transportasi berbasis online oleh perkembangan teknologi dalam bidang moda transportasi yang menimbulkan konflik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab, mengetahui tahapan konflik dan mengetahui penyelesaian konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab konflik yang terjadi diakibatkan karena komunikasi yang tidak efektif dari kedua belah pihak, terbatasnya penumpang di bandara, perkembangan teknologi dan regulasi aturan dari pemerintah terhadap kebijakan taksi online. Kemudian tahapan konflik yang terjadi diawali dengan memburuknya komunikasi, adanya aksi sweeping dan mogok operasi yang dilakukan oleh supir taksi Primkopau dan negosiasi pihak Primkopau dengan pihak dari Grab Indonesia. Penyelesaian masalah dari konflik ini dapat terselesaikan dengan dikaitkan Teori Manajemen Konflik dari Thomas dan Kilmann yaitu kolaborasi (collaborating) yang menghasilkan pembaharuan aturan zona merah, layanan Grab Indonesia dapat digunakan di bandara dan taksi Primkopau yang menjadi online. Manajemen konflik ini pada akhirnya menghasilkan win-win solution. Kata Kunci : Taksi Primkopau, Taksi Online, Manajemen Konflik