Blasphemy is an issue that is currently being discussed throughout social media. Each incident always raises the pros and cons even blasphemy turns into one of many issues in the political vortex. It cannot be denied that the emergence of blasphemy is inseparable from the role of mass media, particularly from collegian circle. SUAKA UIN, LPM Institute UIN, and Media Mahasiswa Indonesia, became the leading fighters for facing this national issue. Basically, framing is a method to see how the media tells the story of an event (story telling). Through frame, a journalist creates an event that can be understood by a particular perspective. According to Pan and Kosicki, framing analysis can be one of the alternatives in analyzing the text media besides quantitative content analysis. Framing analysis is considered as public discourse on an issue or constructed or negotiated policy. Zhongdang Pan and Gerald M. Konsicki operationalized four structural dimensions of news text as a framing tool: syntax, script, thematic, and rhetorical. In the process of writing itself, SUAKA UIN gives more educational side to community on how to be alert of blasphemy in the political vortex, LPM Institute UIN, describes political development in Indonesia today and Media Mahasiswa Indonesia, reports the commodification of SARA in Jakarta political glass screen.
Penistaan terhadap agama merupakan isu yang sedang hangat diperbincangkan di seluruh media sosial saat ini. Setiap kejadian selalu menimbulkan pro dan kontra bahkan menjadikan peristiwa penistaan ini menjadi salah satu isu yang berada di antara pusaran politik. Tidak bisa dipungkiri, munculnya isu penistaan ini tidak luput dari peran media massa, khususnya mahasiswa itu sendiri. SUAKA UIN, LPM Institut UIN, dan Media Mahasiswa Indonesia, menjadi pejuang terdepan dalam menghadapi isu nasional ini. Pada dasarnya, framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Lewat frame, wartawan mengemas suatu peristiwa yang dapat dipahami dengan perprektif tertentu. Menurut Pan dan Kosicki, analisis framing dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis teks media disamping analisis isi kuantitatif. Analisis framing dipandang sebagaimana wacana publik tentang suatu isu atau kebijakan dikontruksikan dan dinegosiasikan. Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki mengoperasionalkan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing : sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Dalam penulisannya, SUAKA UIN, lebih memberi sisi edukasi bagaimana masyarakat untuk lebih waspada terhadap isu agama di antara pusaran politik, LPM Institut UIN, menjelaskan perkembangan politik di Indonesia saat ini dan Media Mahasiswa Indonesia, menjelaskan komodifikasi SARA dalam politik layar kaca Jakarta.