Acts of vandalism are lately increasing in Bandung City. Some points of public spaces have been marred by irresponsible persons. Public spaces are made available for the beauty of a city. Most public areas are bullied extensively. Starting from the wall of the fly over if Pasupati that has been full of graffiti, chair along Jalan Asia Afrika and Jalan Braga, until the park facilities. Awareness of the community to look after each facilities of the city seemed to lack. The press often sniffs action eyesores of the city. Several online news portals often include photojournalism related activities vandalism committed by people who are not responsible. Therefore, interest here is the content of the meaning of the action of vandals are strung in photojournalism that adorn the media. By using a semiotic approach along with the theory of Roland Barthes, the author analyzes the contents of meaning in photojournalism.
Aksi vandalisme akhir-akhir ini semakin marak terjadi di Kota Bandung. Beberapa titik tempat ruang publik telah dirusak oleh sebagian pelaku yang tidak bertanggung jawab. Padahal ruang publik sengaja dibuat untuk keindahan sebuah kota. Sebagian area publik yang dijahili semakin luas. Mulai dari dinding tiang penyangga fly over Pasupati yang penuh coretan, Kursi di sepanjang Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga, hingga fasilitas taman yang dirusaki secara iseng. Kesadaran masyarakat untuk saling menjaga fasilitas keindahan kota seakan kurang. Pihak pers seringkali mengendus aksi yang merusak pemandangan kota ini. Beberapa portal berita online sering memuat foto jurnalistik terkait kegiatan vandalisme yang dilakukan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Oleh karena itu yang menarik perhatian di sini adalah isi makna aksi vandal yang terangkai di dalam foto jurnalistik yang menghiasi media. Dengan menggunakan pendekatan semiotika beserta teori Roland Barthes, penulis akan menganalisis isi makna pada foto jurnalistik.