dc.contributor |
|
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Ishmah, Siti Farahiyah |
|
dc.creator |
Iskandar, Doddy |
|
dc.date |
2016-08-11 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-12T03:00:36Z |
|
dc.date.available |
2019-09-12T03:00:36Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/view/4226 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/23352 |
|
dc.description |
Pemaknaan sebuah karya foto jurnalistik sudah mulai tersirat pada saat awal mula seorang jurnalis foto mencari objek yang akan di gambarnya dengan kamera. Raisan Alfarisi pewarta foto Republika, mengabadikan momen penertiban razia waria di Jakarta Pusat tepatnya di Taman Latuharhari, Pada tanggal 12 juni 2015. Foto yg diteliti merupakan satu kesatuan, tergabung dalam berita dengan judul 'Razia waria jelang ramadhan'. Berita tersebut dimuat dalam situs Republika OnlinePeneliti tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dan daingkat menjadi sebuah penelitian dengan judul Representasi Waria dalam Karya Foto Jurnalistik. Selama ini waria sebagai sesama anggota masyarakat dan manusia diperlakukan dengan tidak wajar. Dimarjinalkan dan dianggap memberi pengaruh buruk.Tujuan peneliti dalam membuat penelitian dengan objek reprsentasi waria dan subjek foto jurnal Raisan adalah untuk menjelaskan dan menggambarkan seperti apa waria di posisikan oleh media khususnya media onlinei Republika dan oleh masyarakat pada umumnya. Foto diteliti dengan menggunakan analisis semiotika Roland, dan penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Setelah melalui serangkaian tahapan analisis, ditemukan hasil dari penelitian ini bahwa terbukti waria hingga saat ini masih dimarjinalkan dan dianggap sebagai sampah masyarakat. Posisi waria selalu dikucilkan oleh lingkungan sosialnya. Making of a work of photojournalism has begun implied at the time of the beginning of a photojournalist looking for objects that will be in the picture with the camera. Raisan Alfarisi Republika photojournalist, capture the moment of demolition raids transvestites in Central Jakarta precisely in Taman Latuharhari, On 12 June, 2015. Photo inspected is a unity, incorporated in the headline 'Razia transgender ahead of Ramadan'. The news was posted on the website Republika OnlineResearchers are keen to discuss these issues and daingkat become a research titled Transgender Representation in photojournalistic work. During this transvestites as fellow members of society and humans are treated improperly. Marginalized and considered giving effect buruk.Tujuan researchers in making research with the object and the subject of a photograph transvestites reprsentasi Raisan journal is to explain and describe what transvestites in position by the media especially the Republika onlinei media and by society in general.Photos analyzed using semiotic analysis of Roland, and this study used a qualitative methodology. After going through a series of stages of the analysis, it was found that the results of this study proved transvestites are still marginalized and regarded as the dregs of society. The position of transsexuals always ostracized by their social environment. |
|
dc.description |
Pemaknaan sebuah karya foto jurnalistik sudah mulai tersirat pada saat awal mula seorang jurnalis foto mencari objek yang akan di gambarnya dengan kamera. Raisan Alfarisi pewarta foto Republika, mengabadikan momen penertiban razia waria di Jakarta Pusat tepatnya di Taman Latuharhari, Pada tanggal 12 juni 2015. Foto yg diteliti merupakan satu kesatuan, tergabung dalam berita dengan judul 'Razia waria jelang ramadhan'. Berita tersebut dimuat dalam situs Republika OnlinePeneliti tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dan daingkat menjadi sebuah penelitian dengan judul Representasi Waria dalam Karya Foto Jurnalistik. Selama ini waria sebagai sesama anggota masyarakat dan manusia diperlakukan dengan tidak wajar. Dimarjinalkan dan dianggap memberi pengaruh buruk.Tujuan peneliti dalam membuat penelitian dengan objek reprsentasi waria dan subjek foto jurnal Raisan adalah untuk menjelaskan dan menggambarkan seperti apa waria di posisikan oleh media khususnya media onlinei Republika dan oleh masyarakat pada umumnya. Foto diteliti dengan menggunakan analisis semiotika Roland, dan penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Setelah melalui serangkaian tahapan analisis, ditemukan hasil dari penelitian ini bahwa terbukti waria hingga saat ini masih dimarjinalkan dan dianggap sebagai sampah masyarakat. Posisi waria selalu dikucilkan oleh lingkungan sosialnya. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
ind |
|
dc.publisher |
Prosiding Jurnalistik |
|
dc.publisher |
Prosiding Jurnalistik |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/view/4226/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2016 Prosiding Jurnalistik |
|
dc.source |
Prosiding Jurnalistik; Vol 2, No 2, Prosiding Jurnalistik (Agustus, 2016); 222-228 |
|
dc.source |
Prosiding Jurnalistik; Vol 2, No 2, Prosiding Jurnalistik (Agustus, 2016); 222-228 |
|
dc.source |
2460-6529 |
|
dc.subject |
Proceedings of Journalism |
|
dc.subject |
Representation, Photography, Transvestite, Media Online |
|
dc.subject |
Fakultas Ilmu Komunikasi; Ilmu Jurnalistik |
|
dc.subject |
Representasi; waria; foto jurnalistik |
|
dc.title |
Representasi Waria dalam Karya Foto Jurnalistik pada Republika Online |
|
dc.title |
Representasi Waria dalam Karya Foto Jurnalistik pada Republika Online |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
Qualitative |
|
dc.type |
metode kualitatif pendekatan semiotika |
|