Abstract:
Gaya hidup sedentary dan perilaku makan yang tidak baik merupakan
penyebab penting terjadinya kelebihan berat badan yang dapat mengakibatkan
peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,
stroke, kanker, diabetes mellitus dan penyakit saluran pernafasan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan pola makan
dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, data diperoleh dari
pengisian Global Physical Activity Questionnaire2 (GPAQ2) dan recall 24 jam
konsumsi makanan individu serta pengukuran antropometri berupa indeks massa
tubuh dan lingkar pinggang pada populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung angkatan 2010 yang diperoleh berdasarkan total
sampling berjumlah 110 orang, data diolah menggunakan uji Chi Square dan
Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh responden (110 orang)
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik berdasarkan
aktivitas fisik ringan sedang serta berat dan pola makan berdasarkan asupan energi
dan karbohidrat dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang (p-value >0,05),
akan tetapi, untuk indeks massa tubuh memiliki hubungan yang bermakna dengan
asupan protein (p-value < 0,05) dan lingkar pinggang memiliki hubungan yang
bermakna dengan perilaku sedentary dan asupan lemak (p-value < 0,05).
Kesimpulan: Asupan protein dapat mempengaruhi perubahan indeks
massa tubuh serta perilaku sedentary dan asupan lemak dapat mempengaruhi
perubahan lingkar pinggang sehingga pengaturan konsumsi protein dan lemak
serta perilaku sedentary yang baik memungkinkan penurunan faktor risiko
penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus
dan penyakit saluran pernafasan.