Abstract. Financial distress is a condition in which the company experienced financial difficulties characterized by negative operating profit (loss). Financial distress can occur because the company is not able to optimize resources (assets) owned and choose to fund the operation of the debt. The purpose of this study was to determine the effect of operating capacity and firm growth of the financial distress and its implications on the mining company's stock price in 2011 - 2015. The sample used in this study were 18 companies meeting the criteria of 41 mining companies, the total sample in this study as many as 90 financial report of 5 years of observation. The method used is descriptive method with data analysis using quantitative mentode. The results using path analysis method showed that. Partially, there is no influence between: 1) operating capacity and growth of the financial firm distess, and 2) operating capacity and growth of the firm's stock price. While simultaneously, a significant difference between the operating capacity, firm growth, and financial distress to the mining company's stock price of 0.7888, or 78.8%.Abstrak. Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang ditandai dengan laba operasi yang negatif (rugi). Financial distress bisa terjadi karena perusahaan tidak mampu untuk mengoptimalkan sumber daya (aset) yang dimiliki dan memilih untuk mendanai operasi dari hutang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh operating capacity dan firm growth terhadap financial distress dan implikasinya pada harga saham perusahaan pertambangan tahun 2011 – 2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dari 41 perusahaan pertambangan, maka total sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 laporan keuangan dari 5 tahun pengamatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik analisis data menggunakan mentode kuantitatif. Hasil penelitian menggunakan metode path analysis menunjukan bahwa. Secara parsial tidak terdapat pengaruh antara: 1) operating capacity dan firm growth terhadap financial distess, dan 2) operating capacity dan firm growth terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara operating capacity, firm growth, dan financial distress terhadap harga saham perusahaan pertambangan sebesar 0,7888 atau 78,8%.
Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang ditandai dengan laba operasi yang negatif (rugi). Financial distress bisa terjadi karena perusahaan tidak mampu untuk mengoptimalkan sumber daya (aset) yang dimiliki dan memilih untuk mendanai operasi dari hutang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh operating capacity dan firm growth terhadap financial distress dan implikasinya pada harga saham perusahaan pertambangan tahun 2011 – 2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dari 41 perusahaan pertambangan, maka total sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 laporan keuangan dari 5 tahun pengamatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik analisis data menggunakan mentode kuantitatif. Hasil penelitian menggunakan metode path analysis menunjukan bahwa. Secara parsial tidak terdapat pengaruh antara: 1) operating capacity dan firm growth terhadap financial distess, dan 2) operating capacity dan firm growth terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara operating capacity, firm growth, dan financial distress terhadap harga saham perusahaan pertambangan sebesar 0,7888 atau 78,8%.