Abstract: Development in tannery leather industry nowadays is facing some problems such as dalam provision of production facilities, marketing, input provision and capital problem. Therefore some solutions are needed to overcome those problems exist in leather tannery industry in Sukarageng Kabupaten Garut. One of the solutions offered is partnership or cooperation.There is a cooperation existed already in this industry but has not going well as expected. It takes identification to determine which kind of partnership pattern needed seperti apa yang dibutuhkan. This research aims to determine which partnership pattern needed in leather tannery in Sukaregang Kabupaten Garut, to figure out perception of industry owners in performing a cooperation and offering a suggestion on partnership pattern in this industry. Analysis methode used in this research is qualitative descriptive. Research showed there is one partnership pattern already implemented in tannery industry In Sukaregang Kabupaten Garut which is subcontract pattern in form of order from user industry. Cooperation in leather tannery in Sukaregang Kabupaten Garut is proven to help industry owners as what they claimed and perceived. There are 3 suggestions of patterns given in this research which are : core plasma pattern in providing facilities of production and training, cooperation holds among tannery industry owners, larger industry, APKI and government. Pola subkontrak dalam hal pesanan, partnership among tannery industry, user, and cooperative. General trade pattern in marketing is held among tannery industry, government, and cooperative.Abstrak: Dalam perkembanganya industri penyamakan kulit masih banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi seperti permasalahan dalam penyediaan sarana produksi, pemasaran, penyediaan input sampai masalah modal. Untuk itu perlu adanya pembenahan agar permasalahan yang ada di industri penyamakan kulit di Sukargeng Kabupaten Garut bisa teratasi. Salah satunya dengan melalui kemitraan atau kerjasama. Di industri penyamakan sendiri sudah terdapat kerjasama namun kerjasama yang sudah dilakukan belum berjalan dengan baik. Maka dari itu perlu diidentifaksi pola kemitraan seperti apa yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan apa yang digunakan di industri penyamakan kulit Sukaregang Kabupaten Garut, mengetahui persepsi pengusaha dalam melakukan kerjasama serta memberikan usulan mengenai pola kemitraan di industri penyamakan kulit. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat satu jenis pola kemitraan yang sudah diterapkan di industri penyamakan kulit Sukaregang Kabupaten Garut seperti : pola subkontrak berupa pesanan atau orderan dari industri pemakai.Kerjasama di industri penyamakan kulit Sukaregang Kabupaten Garut sangat membantu para pengusaha terbukti dari persepsi para pengusaha yang semuanya hampir menyatakan bahwa dengan adanya kerjasama bisa sangat membantu industri penyamakan kulit. Selain itu usulan yang diberikan dalam penelitian ini ada 3 pola yaitu : Pola inti plasma dalam hal penyediaan sarana produksi dan pelatihan, kerjasama yang dilakukan yaitu baik antara sesama industri penyamakan kulit, industri besar, APKI maupun pemerintah. Pola subkontrak dalam hal pesanan, kerjasama yang dilakukan antara industri penyamak, pemakai dan koperasi. Pola dagang umum dalam hal pemasaran yang dilakukan antara industri penyamakan, pemerintah dan koperasi.
Dalam perkembanganya industri penyamakan kulit masih banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi seperti permasalahan dalam penyediaan sarana produksi, pemasaran, penyediaan input sampai masalah modal. Untuk itu perlu adanya pembenahan agar permasalahan yang ada di industri penyamakan kulit di Sukargeng Kabupaten Garut bisa teratasi. Salah satunya dengan melalui kemitraan atau kerjasama. Di industri penyamakan sendiri sudah terdapat kerjasama namun kerjasama yang sudah dilakukan belum berjalan dengan baik. Maka dari itu perlu diidentifaksi pola kemitraan seperti apa yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan apa yang digunakan di industri penyamakan kulit Sukaregang Kabupaten Garut, mengetahui persepsi pengusaha dalam melakukan kerjasama serta memberikan usulan mengenai pola kemitraan di industri penyamakan kulit. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat satu jenis pola kemitraan yang sudah diterapkan di industri penyamakan kulit Sukaregang Kabupaten Garut seperti : pola subkontrak berupa pesanan atau orderan dari industri pemakai.Kerjasama di industri penyamakan kulit Sukaregang Kabupaten Garut sangat membantu para pengusaha terbukti dari persepsi para pengusaha yang semuanya hampir menyatakan bahwa dengan adanya kerjasama bisa sangat membantu industri penyamakan kulit. Selain itu usulan yang diberikan dalam penelitian ini ada 3 pola yaitu : Pola inti plasma dalam hal penyediaan sarana produksi dan pelatihan, kerjasama yang dilakukan yaitu baik antara sesama industri penyamakan kulit, industri besar, APKI maupun pemerintah. Pola subkontrak dalam hal pesanan, kerjasama yang dilakukan antara industri penyamak, pemakai dan koperasi. Pola dagang umum dalam hal pemasaran yang dilakukan antara industri penyamakan, pemerintah dan koperasi.