Abstract. Non-communicable diseases are a common problem in Indonesia. According to the Ministry of Health, the proportion of non-infectious disease mortality is increasing every year, according to the World Health Organization (WHO) by 2015, 70% of deaths in Indonesia are caused by non-communicable diseases, especially metabolic diseases. One of risk factor for non-communicable diseases is the lack of exercise and consumption of high-fat diet. Muscle mass and fat mass are influenced by gender, nutritional intake, physical activity, and age. The purpose of this study was to determine the percentage of muscle mass and total body fat mass in individuals with various body mass index status (BMI). The method used in this study is descriptive. The data were primary data by measuring BMI, while for the percentage of total muscle mass and the percentage of total body fat obtained by measuring used Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). The results showed that the total of 194 subjects found that most subjects had a normal body fat percentage of 124 people (63.91%) and the least had a very high body fat of 12 people (6.20%) . As for the percentage of muscle mass, most subjects had normal muscle mass of 142 people (73.19%) and the least were subjects with high and very high muscle mass of 1 person (0.51%). Keywords: body fat mass, body mass index, body muscle mass, young adultAbstrak. Penyakit tidak menular adalah masalah yang mulai banyak di Indonesia. Menurut kementrian kesehatan, proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat setiap tahunnya, menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, 70% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular, yaitu penyakit metabolik. Salah satu faktor risiko penyakit tidak menular adalah jarangnya berolahraga dan konsumsi diet tinggi lemak. Massa otot dan massa lemak dipengaruhi oleh jenis kelamin, asupan nutrisi, aktifitas fisik, dan usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persentase massa otot dan massa lemak total tubuh pada individu dengan berbagai status indeks massa tubuh (IMT). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang diambil merupakan data primer hasil pengukuran IMT, sedangkan untuk persentase total massa otot dan persentase total lemak tubuh didapatkan dengan mengukur menggunakan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Hasil penelitian menunjukan bahwa dari total subjek 194 orang didapatkan sebagian besar subjek memiliki persentase total lemak tubuh yang normal, yaitu 124 orang (63,91%) dan yang paling sedikit memiliki total lemak tubuh yang sangat tinggi yaitu 12 orang (6,20%). Sedangkan untuk persentase massa otot, sebagian besar subjek memiliki massa otot normal yaitu 142 orang (73,19%) dan yang paling sedikit adalah subjek dengan massa otot tinggi dan sangat tinggi yang masing-masing berjumlah 1 orang (0,51%).Kata kunci: dewasa muda, indeks massa tubuh, lemak tubuh, massa otot.
Penyakit tidak menular adalah masalah yang mulai banyak di Indonesia. Menurut kementrian kesehatan, proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat setiap tahunnya dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Massa otot dan massa lemak dipengaruhi oleh jenis kelamin, asupan nutrisi, aktifitas fisik, dan usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persentase massa otot dan massa lemak total tubuh pada individu dengan berbagai status IMT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang diambil merupakan data primer hasil pengukuran IMT, sedangkan untuk persentase total massa otot dan persentase total lemak tubuh didapatkan dengan mengukur menggunakan alat BIA. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari total sample 194 orang didapatkan sebagian besar memiliki persentase total lemak tubuh yang normal sebanyak 124 orang (63,91%), diikuti dengan persentase total lemak tinggi 41 orang (21,13%), lemak rendah 17 orang (8,76%), dan lemak sangat tinggi berjumlah 12 orang (6,20%). Subjek yang persentase massa otot normal yaitu 142 orang (73,19%), diikuti persentase massa otot rendah sebanyak 50 orang (25,78%), dan persentase massa otot tinggi dan sangan tinggi yang masing-masing berjumlah 1 orang (0,51%).