Abstract: The incidence of maternal mortality due to preeclampsia is still very high. This can be caused by various factors such as age, parity, education status, nutritional status and distance to health care. The purpose of this study is to describe the parity and age at maternal mortality with preeclampsia in Bandung regency period 2010-2015. The design of the study is a descriptive observational with cross sectional method with the subject of the study were all patients who died as a result of preeclampsia in Bandung regency in the period 2010-2015 with a total population of 76 people. In this study In this study, the highest number of maternal mortality by age in 2014 as many as 40% occurring at age <20 years, while based on the data in 2015 showed 57.1% of maternal deaths occur in those aged> 35 years, while the maternal mortality based on the parity that is primpara peaked in 2012, showed 71.4%. The conclusion of this study is the maternal mortality due to preeclampsia occurs more frequently at age <20 years,> 35 years and primiparous. This is according to research from Marta Adisoebroto which shows that less than 20 years and primiparous are at risk for complications of pregnancy in relation to the immaturity of the reproductive organs and the woman mentally unprepared.Abstrak: Angka kejadian kematian ibu akibat preeklamsia masih sangat tinggi. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti usia, paritas, status pendidikan, status gizi dan jarak terhadap pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran paritas dan usia pada kematian ibu penderita preeklamsia di Kabupaten Bandung periode 2010-2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan menggunakan metode cross sectional dengan subjek penelitian adalah seluruh pasien yang meninggal akibat preeklamsia di Kabupaten Bandung pada periode 2010-2015 dengan total populasi sebanyak 76 orang. Pada penelitian ini didapatkan angka tertinggi kematian ibu berdasarkan usia pada tahun 2014 sebanyak 40% yang terjadi pada usia <20 tahun, sedangkan berdasarkan data pada tahun 2015 menunjukan 57,1% kematian ibu terjadi pada usia >35 tahun, sedangkan kematian ibu berdasarkan paritas yaitu primpara mencapai angka tertinggi pada tahun 2012 yaitu 71,4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kematian ibu akibat preeklamsia tinggi pada usia <20 tahun, >35 tahun dan primipara. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Marta Adisoebroto bahwa usia <20 tahun atau primpara mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi kehamilan sehubungan dengan belum matangnya organ reproduksi dan belum siapnya mental wanita tersebut.
Angka kejadian kematian ibu akibat preeklamsia masih sangat tinggi. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti usia, paritas, status pendidikan, status gizi dan jarak terhadap pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran paritas dan usia pada kematian ibu penderita preeklamsia di Kabupaten Bandung periode 2010-2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan menggunakan metode cross sectional dengan subjek penelitian adalah seluruh pasien yang meninggal akibat preeklamsia di Kabupaten Bandung pada periode 2010-2015 dengan total populasi sebanyak 76 orang. Pada penelitian ini didapatkan angka tertinggi kematian ibu berdasarkan usia pada tahun 2014 sebanyak 40% yang terjadi pada usia <20 tahun, sedangkan berdasarkan data pada tahun 2015 menunjukan 57,1% kematian ibu terjadi pada usia >35 tahun, sedangkan kematian ibu berdasarkan paritas yaitu primpara mencapai angka tertinggi pada tahun 2012 yaitu 71,4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kematian ibu akibat preeklamsia tinggi pada usia <20 tahun, >35 tahun dan primipara. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Marta Adisoebroto bahwa usia <20 tahun atau primpara mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi kehamilan sehubungan dengan belum matangnya organ reproduksi dan belum siapnya mental wanita tersebut.