Description:
Lingkungan tempat tinggal seperti temperatur, iklim, dan ketinggian tempat tinggal akan berdampak pada perubahan fisiologis seseorang. Tekanan oksigen pada dataran tinggi dan dataran rendah sangatlah berbeda, seseorang yang tinggal di dataran tinggi akan teraklimatisasi sehingga terjadi peningkatan fungsi paru dan nilai hemoglobin. Tujuan penelitian ini mengetahui perbandingan fungsi paru dan nilai hemoglobin antara karyawan rumah sakit di dataran tinggi dan karyawan rumah sakit di dataran rendah. Desain penelitian bersifat analitik dengan rancang potong lintang terhadap 31 orang subjek pada masing-masing kelompok yang berprofesi sebagai karyawan rumah sakit di dataran tinggi dan karyawan rumah sakit di dataran rendah. Terlebih dahulu dilakukan pengukuran data statistik fisik berupa usia (tahun), selanjutnya dilakukan pengukuran fungsi paru menggunakan parameter FEV1 dan pengukuran nilai hemoglobin metode Sahli, kemudian dibandingkan antara kedua kelompok karyawan rumah sakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai FEV1 rata-rata karyawan rumah sakit di dataran tinggi (2,98 L, range 1,66–3,5 L) dan karyawan rumah sakit di dataran rendah (2,61 L, range 2,13–3,36 L) dengan nilai p=0,000. Nilai hemoglobin rata-rata karyawan rumah sakit di dataran tinggi (15,91,range 14,8–17) dan karyawan rumah sakit di dataran rendah (14,72, range 13,6–16,2) dengan nilai p=0,000. Simpulan hasil penelitian menunjukkan fungsi paru yang digambarkan dengan FEV1 dan nilai hemoglobin karyawan rumah sakit di dataran tinggi lebih baik daripada karyawan rumah sakit di dataran rendah