Coffee is a very popular drink around the world. Indonesia is the fourth largest producer of coffee in the world. Coffee has a variety of substances, one of which is caffeine. Caffeine has a physiological effect on our body one of them helps overcome asthma in increasing lung capacity. The purpose of this study was to determine the effect of drinking coffee on lung capacity (FEV1) at 30 minutes, 1 hour, and 3 hours after drinking coffee on male students of Faculty of Medicine Universitas Islam Bandung Bandung. This research uses experimental analytic method. The subjects of the study were fourth grade collage students of Faculty of Medicine, University of Islam Bandung as many as 20 men who have fulfilled the inclusion and exclusion criteria given dosage of 3-5mg / kgBB caffeine or 8 grams of arabica coffee and tested using spirometry. The results showed an increase in lung capacity (FEV1) at 30 minutes, 1 hour, and 3 hours, especially at 1 hour after drinking arabica coffee with Friedman Test and Pearson Correlation Test, simple regression test showed p = <0.001 <0.05) with a more significant result at 1 hour after drinking coffee. This is caused by substances contained in coffee that is caffeine that can cause vasodilation of the smooth muscle of the respiratory tract.
Kopi merupakan minuman yang sangat populer dikonsumsi di seluruh dunia. Indonesia merupakan produsen kopi urutan ke empat terbanyak di dunia. Kopi memiliki berbagai macam zat, salah satunya yaitu kafein. Kafein memiliki efek fisiologis terhadap tubuh kita salah satunya membantu mengatasi asma dalam meningkatkan kapasitas paru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh minum kopi terhadap kapasitas paru (FEV1) pada 30 menit, 1 jam, dan 3 jam setelah pemberian kopi pada mahasiswa laki-laki tingkat empat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan metode analitik eksperimental. Subjek penelitian adalah mahasiswa tingkat empat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung sebanyak 20 orang laki-laki yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diberikan dosis kafein 3-5mg/kgBB atau 8 gram kopi arabika dan diuji menggunakan alat ukur spirometri. Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan kapasitas paru (FEV1) pada 30 menit, 1 jam, dan 3 jam terutama pada 1 jam setelah pemberian kopi arabika dengan menggunakan uji analisis Friedman Test dan Pearson Correlation Test, simple regression test menunjukan hasil p=<0,001 (p<0,05) dengan hasil yang lebih signifikan pada 1 jam setelah pemberian kopi. Hal ini diakibatkan karena terdapat zat yang terkandung di kopi yaitu kafein yang dapat menyebabkan vasodilatasi dari otot polos saluran pernafasan.