Asphyxia is one of the causes of neonatal death in developing countries. Approximately 20% of asphyxia infants die, 25% have neurological disorders, and some infants develop growth disorders, and IQ. Factors that can cause asphyxia consist of maternal factors, infant factors, and labor factors. One of these factors is premature rupture of membranes. The purpose of this study was to determine how the association of neonatal asphyxia with premature rupture of membranes and outcomes of neonatal asphyxia. This study used a case control analytic method and using consecutive sampling technique. The target population is neonatal asphyxia born in Al-Ihsan district hospital, West Java period January 2016-31 May 2017 as many as 198 babies. The determination of the minimum sample size was calculated based on the hypothesis test formula of two proportions so that there was a minimum sample of 116 people with 58 cases of asphyxia and 58 cases of non asphyxia. From the statistical test results obtained conclusion that neonatal asphyxia not statistically significant with premature rupture of membrane (p = 0,213) and prolonged rupture of membrane (0,280). In conclusion, there were no relationship between asphyxia neonatorum with premature rupture of membranes and prolonged rupture of membranes.
Asfiksia merupakan salah satu penyebab kematian neonatal di negara berkembang. Sekitar 20% bayi asfiksia mengalami kematian, 25% mengalami gangguan saraf, dan sebagian bayi mengalami gangguan tumbuh kembang, dan IQ. Faktor yang dapat menyebabkan asfiksia terdiri dari faktor ibu, faktor bayi, dan faktor persalinan. Salah satu dari faktor tersebut adalah ketuban pecah dini. Penelitia untuk mengetahui bagaimana hubungan asfiksia neonatorum dengan ketuban pecah dini dan hasil luaran dari asfiksia neonatorum. Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik case control dan menggunakan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Populasi target penelitian adalah bayi asfiksia neonatorum yang lahir di RSUD Al-Ihsan Jawa Barat periode Januari 2016–31 Mei 2017 sebanyak 198 bayi. Penentuan besar sampel minimal dihitung berdasarkan rumus uji hipotesis dua proporsi sehingga didapatkan sampel minimal sebanyak 116 orang dengan 58 kasus bayi asfiksia dan 58 kasus bayi tidak asfiksia. Dari hasil uji statistik diperoleh simpulan bahwa asfiksia neonatorum tidak signifikan secara statistik dengan ketuban pecah dini (p=0,213) dan lama KPD (0,280). Simpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara asfiksia neonatorum dengan ketuban pecah dini dan lama ketuban pecah dini.