Description:
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, 36,3% penduduk Indonesia merupakan perokok aktif. Rokok memiliki banyak komponen zat yang berbahaya bagi tubuh, salah satunya nikotin. Nikotin pada rokok dapat mengakibatkan efek perangsangan langsung terhadap produksi pigmen melanin (melanosis) pada mukosa mulut termasuk gusi dan bibir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok berdasarkan indeks brinkman dengan timbulnya pigmentasi melanin gusi pada pegawai administrasi UNISBA. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional). Dengan menggunakan studi populasi 18 orang pegawai administrasi Universitas Islam Bandung yang tergolong kedalam perokok aktif. Hasil penelitian dianalisis melalui uji Fisher exact test. Hasil penelitian menunjukan terdapat 44.4% perokok ringan dan 55.6% perokok sedang. Perokok ringan, 12.5% tergolong kategori pigmentasi gusi 1 dan 50% pigmentasi gusi 2, sementara untuk perokok sedang menunjukan 10% tergolong kategori pigmentasi gusi 1 dan 70% pigmentasi gusi 2. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok pada pegawai administrasi UNISBA dengan pigmentasi melanin pada gusi (p = 0.789). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama merokok dengan pigmentasi melanin pada gusi, karana adanya faktor jumlah melanosit yang berbeda tiap orang. Sehingga banyaknya rokok yang dihisap tidak mempengaruhi pigmentasi melanin pada gusi untuk orang yang memiliki melanosit yang sedikit.