Description:
Abstract. Acne vulgaris is a self-limited disorder of the pilosebaceous unit that is seen primarily in adolescents. This disease is characterized by various types of pleomorphic lesions consisting of blackheads, papules, pustules, and nodules. Several factors that influence the occurrence of AV are genetic factors, hormonal factors, cosmetic use, and diet. In recent times, there has been an increase in the number of studies that investigate the role of diet as one of the causes of AV. Chocolate is categorized as a causative factor or recurrence factor from AV events, so this study aims to determine the association of chocolate consumption with the incidence of AV. This study was an observational analytic study using the cross-sectional method. The subject of this study was the 2015 UNISBA Faculty of Medicine students who met the inclusion criteria. The research subjects amounted to 177 people by taking Simple Random Sampling. Data collection was carried out through observations from skin specialists with photos of respondents. Obtained data from respondents diagnosed with AV 109 people (61.58%) and those without AV as many as 68 people (38.42%). The questionnaire given to 109 respondents diagnosed with AV found 93 people (62.84%) little or no chocolate and 16 people (55.17%) often consumed chocolate. Data analysis used the chi square test at 95% confidence level. The results showed that there was no significant relationship between chocolate consumption and the incidence of AV with a value of p = 0.44 (p value> 0.05). This study showed that there was no relationship between chocolate consumption and the incidence of AV in 2015 2015 UNISBA Medical Faculty students.Keywords: Acne Vulgaris, Chocolate, Chocolate Consumption Abstrak. AkneVulgaris (AV) adalah suatu kelainan pada unit pilosebasea yang dapat sembuh dengan sendirinya, terutama terjadi pada usia remaja. Penyakit iniditandai dengan berbagai jenis lesi pleomorfik yang terdiri dari komedo, papula, pustul, dan nodul. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya AV yaitu faktor genetik, hormonal, penggunaan kosmetik, dan diet. Beberapa waktu terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah penelitian yang menyelidiki peran diet sebagai salah satu penyebab AV. Cokelat dikategorkan sebagai faktor penyebab atau faktor kekambuhan dari kejadian AV, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi cokelat dengan kejadian AV. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA angkatan 2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian berjumlah 177 orang dengan cara pengambilan Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dari dokter spesialis kulit dengan foto responden. Didapatkan data responden yang terdiagnosis AV 109 orang (61,58%) dan yang tidak AV sebanyak 68 orang (38,42%). Kuesioner yang diberikan kepada 109 responden yang terdiagnosis AV didapatkan 93 orang (62,84%) sedikit atau tidak mengkonsumsi cokelat dan 16 orang (55,17%) sering mengkonsumsi cokelat. Analisis data menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara konsumsi cokelat dengan kejadian AV dengan nilai p=0,44 (nilai p>0,05). Penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan antara konsumsi cokelat dengan kejadian AV pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA angkatan 2015.Kata Kunci: Akne Vulgaris, Cokelat, Konsumsi Cokelat Abstrak. AkneVulgaris (AV) adalah suatu kelainan pada unit pilosebasea yang dapat sembuh dengan sendirinya, terutama terjadi pada usia remaja. Penyakit iniditandai dengan berbagai jenis lesi pleomorfik yang terdiri dari komedo, papula, pustul, dan nodul. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya AV yaitu faktor genetik, hormonal, penggunaan kosmetik, dan diet. Beberapa waktu terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah penelitian yang menyelidiki peran diet sebagai salah satu penyebab AV. Cokelat dikategorkan sebagai faktor penyebab atau faktor kekambuhan dari kejadian AV, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi cokelat dengan kejadian AV. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA angkatan 2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian berjumlah 177 orang dengan cara pengambilan Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dari dokter spesialis kulit dengan foto responden. Didapatkan data responden yang terdiagnosis AV 109 orang (61,58%) dan yang tidak AV sebanyak 68 orang (38,42%). Kuesioner yang diberikan kepada 109 responden yang terdiagnosis AV didapatkan 93 orang (62,84%) sedikit atau tidak mengkonsumsi cokelat dan 16 orang (55,17%) sering mengkonsumsi cokelat. Analisis data menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara konsumsi cokelat dengan kejadian AV dengan nilai p=0,44 (nilai p>0,05). Penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan antara konsumsi cokelat dengan kejadian AV pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA angkatan 2015.Kata Kunci: Akne Vulgaris, Cokelat, Konsumsi Cokelat