Universitas Islam Bandung Repository

Karakteristik Penderita Benign Prostatic Hyperplasia Berdasarkan Usia, Indeks Massa Tubuh, dan Gambaran Histopatologi di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Periode 2014-2015

Show simple item record

dc.contributor
dc.contributor
dc.creator Taufik, Luthfi Hilman
dc.creator M.nur, Ismet
dc.creator Nurimaba, Nurdjaman
dc.date 2016-08-11
dc.date.accessioned 2019-09-13T05:58:46Z
dc.date.available 2019-09-13T05:58:46Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/4152
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/26390
dc.description Abstract: Benign prostatic hyperplasia is an enlargement of the prostate and frequently appears in men over the age of 50 years. The impact of this disease wererising intra-bladder pressure that can be forwarded to the ureters and kidneys thus cause a disfunction of kidney. The purpose of this study is to determine the characteristics of patients with benign prostatic hyperplasia based on age, Body Mass Index, and histopathologic features. This is a descriptive retrospective cross-sectional researh using sample selection technique total population sampling. Data obtained through medical record period 2014-2015 at Al-Islam Hospital Bandung and obtained 56 medical records that met inclusion criteria. Data processed was performed by using Microsoft Excel program in 2007. The results show the highest frequency of occurrence BPH with patients age > 65 years were 63 cases (56%). The highest amount of BPH patients within overweight BMI category were 24 cases (43%). BPH without prostatitis is a common histopathological  representationwith the number of 95 cases (84%). The conclusions of this research showed the highest frequency of occurrence BPH with patients age > 65  years with the highest BMI in the overweight category , and the description on the highest histopathologic BPH without prostatitis.Abstrak: Benign Prostatic Hyperplasia merupakan pembesaran prostat yang bersifat jinak dan sering muncul pada laki-laki diatas usia 50 tahun. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu terjadinya peningkatan tekanan intra vesika yang dapat diteruskan ke ureter dan ginjal sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penderita Benign Prostatic Hyperplasia berdasarkan usia, Indeks Massa Tubuh, dan gambaran histopatologis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif cross-sectional dengan menggunakan teknik pemilihan sampel total population sampling. Data didapat melalui rekam  medis periode 2014-2015 di Rumah Sakit Al-Islam Bandung dan didapatkan 56 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi tertinggi terjadinya BPH terdapat pada usia>65 tahun sebanyak 63 kasus (56%). Jumlah pasien BPH terbanyak pada kategori IMT overweight sebanyak 24 kasus (43%). BPH tanpa prostatitis merupakan gambaran histopatologi tersering dengan jumlah 95 kasus (84%). Simpulan pada penelitian ini menunjukkan frekuensi tertinggi terjadinya BPH terdapat pada usia > 65 tahun dengan kategori IMT tertinggi pada overweight, serta gambaran histopatologi terbanyak pada BPH tanpa prostatitis.
dc.description Benign Prostatic Hyperplasia merupakan pembesaran prostat yang bersifat jinak dan sering muncul pada laki-laki diatas usia 50 tahun. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu terjadinya peningkatan tekanan intra vesika yang dapat diteruskan ke ureter dan ginjal sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penderita Benign Prostatic Hyperplasia berdasarkan usia, Indeks Massa Tubuh, dan gambaran histopatologis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif cross-sectional dengan menggunakan teknik pemilihan sampel total population sampling. Data didapat melalui rekam  medis periode 2014-2015 di Rumah Sakit Al-Islam Bandung dan didapatkan 56 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi tertinggi terjadinya BPH terdapat pada usia>65 tahun sebanyak 63 kasus (56%). Jumlah pasien BPH terbanyak pada kategori IMT overweight sebanyak 24 kasus (43%). BPH tanpa prostatitis merupakan gambaran histopatologi tersering dengan jumlah 95 kasus (84%). Simpulan pada penelitian ini menunjukkan frekuensi tertinggi terjadinya BPH terdapat pada usia > 65 tahun dengan kategori IMT tertinggi pada overweight, serta gambaran histopatologi terbanyak pada BPH tanpa prostatitis.
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/4152/pdf
dc.rights Copyright (c) 2016 Prosiding Pendidikan Dokter
dc.source Prosiding Pendidikan Dokter; Vol 2, No 1, Prosiding Pendidikan Dokter (Agustus, 2016); 75-80
dc.source Prosiding Pendidikan Dokter; Vol 2, No 1, Prosiding Pendidikan Dokter (Agustus, 2016); 75-80
dc.source 2460-657X
dc.subject Proceedings of Medical study
dc.subject BPH, Age, BMI, Histopathologic Representation
dc.subject Pendidikan Dokter
dc.subject BPH, usia, IMT, gambaran histopatologi
dc.title Karakteristik Penderita Benign Prostatic Hyperplasia Berdasarkan Usia, Indeks Massa Tubuh, dan Gambaran Histopatologi di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Periode 2014-2015
dc.title Karakteristik Penderita Benign Prostatic Hyperplasia Berdasarkan Usia, Indeks Massa Tubuh, dan Gambaran Histopatologi di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Periode 2014-2015
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type qualitative
dc.type Kualitatif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account