Description:
Abstract. Tuberculosis is a contangious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Relapse tuberculosis happens in a patient that has done complete TBC medication and has been declared cured but returns with positive BTA. The goal of this study is to analyze the correlation between Supervisor for Drug Swallowing (PMO), medication adherence, and repeated exposure with Relapse TBC incidence in children. This study is a case-control study of 54 subjects with 27 Relapse TBC patients as case and 27 TBC-cured patients as control. Subjects are taken from patients at RSUD Al-Ihsan clinic. Data was acquired from a questionnaire given while interviewing parents of TBC out patients. There was a correlation between medication adherence to Relapse TBC incidence (p=0,0001). There was no correlation between repeated exposure (p=0,142) and Supervisor for Drug Swallowing (p=1,000) with Relapse TBC incidence. Conclusion: It was found that medication adherence has a meaningful correlation with Relapse TBC incidence in children. Meanwhile, repeated exposure and Supervisor for Drug Swallowing has no meaningful correlation with Relapse TBC incidence in children.Keyword: Relapse TBC, Supervisor for Drug Swallowing, medication adherence, repeated exposureAbstrak. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang di sebabkan oleh Myobacterium tuberculosi. Tuberkulosis Kambuh merupakan pasien yang sudah pernah mendapatkan pengobatan TBC lengkap sebelumnya sampai dengan selesai pengobatan dan dinyatakan sembuh, kemudian didiagnosis kembali dengan BTA positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengawas minum obat, ketaatan minum obat, dan paparan ulang terhadap angka kejadian tuberkulosis kambuh pada anak. Design penelitian case control pada 54 orang dengan 27 pasien TBC kambuh dan 27 pasien sembuh TBC yang berobat di Poliklinik Anak RSUD Al-Ihsan. Data pengawas minum obat, ketaatan minum obat, dan paparan ulang diperoleh dari kuesioner yang diisi melalui wawancara dengan orangtua pasien. Hasil pada ketaatan minum obat dengan nilai p= 0,0001 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara ketaatan minum obat dengan TBC kambuh. Hasil dari paparan ulang nilai p= 0,142 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paparan ulang dengan TBC kambuh. Nilai pengawas minum obat sebesar p= 1,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengawas minum obat dengan TBC kambuh. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan yang bermakna pada ketaatan minum obat dengan kekambuhan TBC namun tidak ada hubungan yang bermakna paparan ulang dan pengawasan minum obat dengan kekambuhan TBC. Kata kunci : TBC kambuh, Pengawas Minum Obat, ketaatan minum obat