Description:
Abstract. The highest number of accidents and deaths caused by traffic accidents in Bandung are found on motorcyclists. Human factor contributes as much as 95% towards traffic accidents in which one of it is optimism bias. Optimism bias is the tendency of a person to rate a positive event as more likely to happen to them while a negative event as less likely to happen to them. This judgement about the possibility of a risk in driving can cause motorcyclists to neglect their safety and to be risky when riding. The purpose of this research is to measure the contribution of optimism bias to the risky driving behavior of motorcyclists in Bandung. The measurement tool used to measure optimism bias is one which was developed by Weinstein (1980) while the risky driving behavior is measured using the adapted version of Behavior Young Novice Driver Scale (BYNDS) which was developed by Scott-Parker (2010). The method which was used is causal non-experiment towards 117 motorcyclists who got into a traffic accident within the past year. The regression analysis result shows that optimism bias has a positive contribution which is categorized as very weak with 17% to the risky driving behavior of motorcyclists in Bandung while the rest 83% is caused by other factors.Keywords: Optimism Bias, Risky Driving Behavior, MotorcyclistsAbstrak. Angka kecelakaan serta kematian akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi di Kota Bandung terdapat pada pengendara sepeda motor. Faktor manusia memiliki kontribusi sebesar 95% terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas yang salah satunya adalah optimism bias. Optimism bias adalah kecenderungan seseorang menilai bahwa peristiwa baik akan lebih mungkin terjadi kepada dirinya dan peristiwa buruk kecil kemungkinan terjadi pada dirinya. Penilaian mengenai kemungkinan terjadinya bahaya dalam berkendara dapat membuat pengendara mengabaikan kehati-hatian dalam berkendara dan berperilaku mengemudi berisiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kontribusi optimism bias terhadap perilaku mengemudi berisiko pada pengendara sepeda motor di Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur optimism bias ialah yang dikembangkan oleh Weinstein (1980) dan untuk mengukur perilaku mengemudi berisiko hasil ialah hasil adaptasi dari Behavior of Young Novice Drive Scale yang dikembangkan oleh Scott-Parker (2010). Metode yang digunakan adalah metode kausal non-eksperimental terhadap sejumlah 117 pengendara sepeda motor yang pernah mengalami kecelakaan selama 1 tahun ke belakang. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa optimism bias memiliki kontribusi positif yang dikategorikan sangat lemah sebesar 17% terhadap perilaku mengemudi berisiko pengendara sepeda motor di Kota Bandung sedangkan 83% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.Kata Kunci: Optimism Bias, Perilaku Mengemudi Berisiko, Pengendara Sepeda Motor