Description:
Abstract. Satpas members work in stressful situations, with many tasks and work demands, making Satpas members prone to burnout. Burnout is a psychological syndrome experienced by workers due to prolonged stress (Maslach & Leiter). Burnout can be prevented using coping stress. Coping stress is how individuals manage the gap between their demands and their abilities (Lazarus & Folkman, 1984). The purpose of this study was to see the effect of coping stress on burnout among members of Satpas X City. This study used a quantitative method with multiple regression analysis techniques. The subjects used in this study were 40 members of the Satpas. The results showed that there was a significant effect of coping stress on burnout with Sig. 0.003 (<0.05). Based on the form of coping, the results show that problem focused coping can increase burnout, while emotional focused coping can reduce burnout.Keywords: Satpas member, Coping stress, Burnout. Abstrak. Anggota Satpas bekerja dalam situasi yang penuh tekanan, dengan tugas dan tuntutan kerja yang banyak, membuat anggota Satpas rentan mengalami burnout. Burnout merupakan sindrom psikologis yang dialami pekerja dikarenakan stress yang berkepanjangan (Maslach & Leiter). Burnout dapat dicegah menggunakan coping stress. Coping stress yaitu cara individu mengatur kesenjangan antara tuntutan dan kemampuan yang dimiliki (Lazarus & Folkman, 1984). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh coping stress terhadap burnout pada anggota Satpas Kota X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi berganda. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 anggota Satpas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan coping stress terhadap burnout dengan Sig. 0.003 (<0.05). Berdasarkan bentuk coping, diperoleh hasil bahwa problem focused coping dapat meningkatkan burnout, sedangkan emotional focused coping dapat menurunkan burnout.Kata Kunci: Anggota Satpas, Coping stress, Burnout.