Description:
Abstract. Based on observations, there was a symptom of burnout syndrome among KB counselors at the Purwakarta District PPKB Office was triggered by heavy workloads. To find a solution the authors conducted research using a correlational research method with a quantitative approach. Measuring the workload is the NASA-Task Load Index (TLX) method. Of the 24 items measuring workload, 18 items were declared valid. Measurement of burnout syndrome used the scale of The Maslach Burnout Syndrome Inventory (MBI). Of the 22 items measuring burnout syndrome, 14 items were valid. The two measuring instruments are reliable with a significance of α = 0.760. The study population was 109 Family Planning Conselors in the Purwakarta District PPKB Service. This type of sampling is non-probability sampling with a saturated sampling technique where all members of the population are used as samples. The analysis used is Spearman's rho correlation to measure the relationship between 2 (two) variables, namely between workload and burnout syndrome. From the calculation, r = 0,403**. Its means that the relationship between workload and burnout syndrome has a moderate and direct (positive) level. Respondents in the high workload category were 107 people (98,2%), the remaining 2 people (1,8%) stated that the workload was in the low category. While all of respondents (100%) felt high burnout syndrome.Keywords: Burnout Syndrome, Workload, Correlational Research.Abstrak. Berdasarkan observasi, terjadi gejala burnout syndrome di kalangan Penyuluh KB pada Dinas PPKB Kabupaten Purwakarta yang dipicu beratnya beban kerja. Untuk mencari solusinya penulis mengadakan penelitian dengan memakai metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran beban kerja memakai NASA-Task Load Index (TLX). Dari 24 item alat ukur beban kerja 18 item dinyatakan valid. Pengukuran burnout syndrome menggunakan skala The Maslach Burnout Syndrome Inventory (MBI). Dari 22 item alat ukur burnout syndrome didapatkan sebanyak 14 item valid. Kedua alat ukur tersebut dikatakan reliable dengan signifikansi sebesar α = 0.760. Populasi penelitian adalah Penyuluh Keluarga Berencana pada Dinas PPKB Kabupaten Purwakarta sebanyak 109 orang. Jenis sampling adalah non-pronbability sampling dengan teknik sampling jenuh dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Analisis yang digunakan adalah korelasi Spearman’s rho untuk mengukur adanya hubungan antara 2 (dua) variabel yaitu antara beban kerja dengan burnout syndrome . Dari penghitungan diperoleh r = 0,403**. Artinya hubungan antara beban kerja dengan burnout syndrome memiliki tingkat keeratan yang sedang dan searah (positif). Responden merasakan beban kerja kategori tinggi sebanyak 107 orang (98,2%), sisanya 2 orang (1,8%) merasa beban kerjanya kategori rendah. Sementara seluruh responden, yaitu 109 orang (100 %) merasakan burnout syndrome kategori tinggi.Kata Kunci: Burnout Syndrome, Beban Kerja, Penelitian Korelasionalervasi, terjadi gejala burnout syndrome di kalangan Penyuluh KB pada Dinas PPKB Kabupaten Purwakarta yang dipicu beratnya beban kerja. Untuk mencari solusinya penulis mengadakan penelitian dengan memakai metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran beban kerja memakai NASA-Task Load Index (TLX). Dari 24 item alat ukur beban kerja 18 item dinyatakan valid. Pengukuran burnout syndrome menggunakan skala The Maslach Burnout Syndrome Inventory (MBI). Dari 22 item alat ukur burnout syndrome didapatkan sebanyak 14 item valid. Kedua alat ukur tersebut dikatakan reliable dengan signifikansi sebesar α = 0.760. Populasi penelitian adalah Penyuluh Keluarga Berencana pada Dinas PPKB Kabupaten Purwakarta sebanyak 109 orang. Jenis sampling adalah non-pronbability sampling dengan teknik sampling jenuh dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Analisis yang digunakan adalah korelasi Spearman’s rho untuk mengukur adanya hubungan antara 2 (dua) variabel yaitu antara beban kerja dengan burnout syndrome . Dari penghitungan diperoleh r = 0,403**. Artinya hubungan antara beban kerja dengan burnout syndrome memiliki tingkat keeratan yang sedang dan searah (positif). Responden merasakan beban kerja kategori tinggi sebanyak 107 orang (98,2%), sisanya 2 orang (1,8%) merasa beban kerjanya kategori rendah. Sementara seluruh responden, yaitu 109 orang (100 %) merasakan burnout syndrome kategori tinggi. Kata Kunci—Burnout Syndrome, Beban Kerja, Penelitian Korelasional