Description:
Abstract. Body odor is a problem that is often found in some individuals who are characterized by excessive odor. The odor that occurs is caused by bacterial decomposition at apocrine secretions. Staphylococcus epidermidis is one of the gram-positive bacteria that can cause body odor. Some plants are known to have secondary metabolites which have antibacterial activity. This study aims to analyze plants that have antibacterial activity against Staphylococcus epidermidis. Parameters observed include the presence of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) values and compounds suspected to have antibacterial activity. The method used is a study of literature (Study literature). The data source used is a research journal derived from various electronic database sources. The results showed flavonoid compounds, alkaloids, saponins, tannins, phenols and steroids/ triterpenoids in some plants claimed to have antibacterial activity. Jawer kotok leaves, guava leaves, starfruit fruit, green tea leaves, kersen leaves, roselle petals, betel leaves, cinnamon leaves, cucumber, and beluntas leaves are known to have strong antibacterial activity with consecutive MIC values is 0,48 mg/mL; 0,125 mg/mL; 0,148 mg/mL; 1 mg/mL; 1 mg/mL; 1,024 mg/mL; 3,67 mg/mL; 5 mg/mL; 30 mg/mL; and 200 mg/mL.Keywords: Staphylococcus epidermidis, Antibacterial Activity, Minimum Inhibitory Concentration (MIC).Abstrak. Bau badan merupakan suatu permasalahan yang banyak dijumpai pada beberapa individu yang ditandai dengan bau yang berlebihan. Bau yang terjadi diantaranya disebabkan oleh dekomposisi bakteri pada sekresi kelenjar apokrin. Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu bakteri gram positif yang dapat menyebabkan terjadinya bau badan. Beberapa tanaman diketahui mempunyai senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tanaman-tanaman yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Parameter yang diamati antara lain adanya nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan senyawa yang diduga memiliki aktivitas antibakteri. Metode yang digunakan adalah studi penelusuran pustaka (Study literature). Sumber data yang digunakan merupakan jurnal penelitian yang berasal dari berbagai sumber database elektronik. Hasil penelitian menunjukkan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, fenol dan steroid/triterpenoid pada beberapa tanaman diklaim memiliki aktivitas antibakteri. Daun jawer kotok, daun jambu biji, buah belimbing wuluh, daun teh hijau, daun kersen, kelopak bunga rosela, daun sirih, daun kayu manis, buah mentimun, dan daun beluntas diketahui memiliki aktivitas antibakteri yang cukup kuat dengan nilai KHM secara berturut-turut adalah 0,48 mg/mL; 0,125 mg/mL; 0,148 mg/mL; 1 mg/mL; 1 mg/mL; 1,024 mg/mL; 3,67 mg/mL; 5 mg/mL; 30 mg/mL; dan 200 mg/mL.Kata Kunci: Staphylococcus epidermidis, Aktivitas Antibakteri, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM).