Description:
Abstract. Lack of awareness in maintaining oral hygiene can trigger oral candidiasis caused by the fungus Candida albicans. Clove is a plants that has antifungal activity because it contains essential oils with eugenol as the main component. This study aims to determine the antifungal activity of clove oil and determine the formulation of spray gel preparations containing clove oil nanoemulsion that meet pharmaceutical requirements. Determination of antifungal activity was done by article review. Clove oil nanoemulsions were made by using ultrasonication with tween 80 as a surfactant and PEG 400 as a cosurfactant. Spray gel preparations were made using a combination of gelling agent with various concentrations of viscolam (4%, 6%, and 8%) and carbopol 940 with a concentration of 0.5%. Pharmaceutical evaluation was performed toward spray gel including organoleptic tests, homogeneity, pH, viscosity and rheology, spray patterns, spray weights, mucoadhesive test, and adhesion time. Whereas stability tests including centrifugation and heating-cooling test. Based on article review clove oil had antifungal activity with a Minimum Inhibitory Concentration (MIC) in inhibiting Candida albicans growth by 0.04%. The optimum composition of clove oil nanoemulsion is F6 nanoemulsion consisting of 5% clove oil, 30% 80% tween, and 20% PEG 400 with diameter of particle size 58 nm ± 9.70. Spray gel preparations that fulfilled pharmaceutical requirements and physically stable is spray gel F3 with a concentration of 8% viscolam gelling agent and carbopol 940 of 0.5% with diameter of particle size 114 nm ± 15.Keywords: Spray gel, Nanoemulsion, Clove oil, antifungal, Candida albicans Abstrak. Kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan rongga mulut dapat memicu timbulnya penyakit kandidiasis oral yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Cengkeh merupakan tanaman yang memiliki aktivitas antijamur karena mengandung minyak atsiri dengan komponen utama eugenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur dari minyak cengkeh serta menentukan formulasi sediaan spray gel dengan kandungan nanoemulsi minyak cengkeh yang memenuhi persyaratan farmasetika. Penentuan aktivitas antijamur dilakukan dengan penelusuran pustaka. Nanoemulsi minyak cengkeh dibuat dengan menggunakan ultrasonikasi dengan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai kosurfaktan. Spray gel dibuat menggunakan kombinasi gelling agent viscolam dengan variasi konsentrasi (4%, 6%, dan 8%) dan carbopol 940 dengan konsentrasi 0,5%. Spray gel dievaluasi meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan rheologi, pola penyemprotan, bobot semprot, daya sebar lekat secara in vitro, dan waktu lekat serta uji stabilitas secara fisik meliputi uji sentrifugasi dan heating-cooling. Minyak cengkeh diketahui memiliki aktivitas antijamur dengan Konsentrasi Hambat Minimum sebesar 0,04%. Komposisi optimum nanoemulsi minyak cengkeh yaitu nanoemulsi F6 yang terdiri dari minyak cengkeh 5%, tween 80 30%, dan PEG 400 20% dengan ukuran partikel dengan 58 nm ± 9,70. Spray gel yang memenuhi persyaratan farmasetika dan stabil secara fisik adalah sediaan spray gel F3dengan konsentrasi gelling agent viscolam 8% dan carbopol 940 0,5% dengan ukuran partikel 114 nm ± 15.Kata kunci: Spray gel, Nanoemulsi, Minyak cengkeh, antijamur, Candida albicans